Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2019

P E R C A Y A

Kamar kost berukuran empat kali dua meter itu tampak lenggang. Hanya ada suara kipas angin yang terdengar lebih keras dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, di luar katak-katak tengah merayu awan agar menurunkan hujan. Kali ini, entah kamana lagi kamu dan isi kepalamu berpergian. Mungkin sedang bertengkar dengan logika, atau mungkin sedang tersungkur lesu di pojok paling sunyi dari nyata. Sepertinya ini sudah jadi kebiasaanmu. Duduk diam sibuk dengan isi kepalamu sendiri. Kau suka sekali mempersulit yang mudah, merunyamkan yang sulit. Hidupmu kehilangan kendali, sementara sang waktu tak bisa menunggu lebih lama lagi. Kali ini, entah apa lagi yang membuatmu ragu. Entahlah. Mungkin kalau di kumpulkan, waktu yang sudah kau habiskan untuk mempertimbangkan sesuatu, bisa di gunakan untuk mewujudkan satu hal dalam hidupmu. Hidupmu akhir-akhir ini memang di penuhi dengan warna abu-abu. Pertanyaan demi pertanyaan selalu jadi jalan paling memusingkan untuk kau lewati. Sa

Sebuah Awal — Patah Hati Terencana

Pernah ku kira kau adalah semesta yang aku cari, ternyata kau tak lebih dari seseorang yang hadir hanya untuk melukiskan kenangan di hati. Awalnya hadirmu begitu manis, tak pernah menyangka akan berakhir miris. Kau hempaskan perasaanku ke dasar nestapa, hingga aku terjerembab dan luka. Ya aku luka... Olehmu yang hanya sebatas singgah. Kehilanganmu adalah perjalanan pendewasaan. Juga tentang belajar cara besabar atas tiap derai luka yang menghujam perasaan. Jatuh cinta adalah patah hati terencana. Aku tau. Tapi mencintaimu, adalah yang paling melelahkan. Untuk itu, aku ingin mencoba mengikhlaskan—tentangmu. Dan untuk menghargai tiap prosesnya, mulai hari ini aku akan mencoba menuliskannya.