Mula-mula kamu ingin hidup. Lalu, tiba-tiba kamu ingin bisa berjalan, berlari dan tumbuh lebih tinggi. Ketika beranjak ke usia anak-anak, tiba-tiba kamu ingin jadi ultramen atau tokoh-tokoh di kartun yang kamu tonton. Katamu, kayaknya jadi doraemon yang bisa pergi kemanapun lewat pintu kemana saja itu menyenangkan yaa. Lalu kemudian setelah dewasa kamu sadar, ga ada yang instan di dunia ini. Semua hal dilalui dengan usaha dan kerja keras. Mula-mula kamu ingin hidup. Lalu, tiba-tiba kamu ingin dicintai dengan sangat besar oleh seseorang dan serasa hidup hanyalah tentang kamu dan dia. Remaja menjadi masa-masa paling indah untuk jatuh cinta. Tapi kemudian banyak hal semakin mengganggumu, merisaukan hidupmu yang nyaman. Menjadi dewasa ternyata memang ga mudah. Lalu kemudian lagi perspektifmu tentang cinta mulai berubah. Patah hati menjadi hari-hari paling buruk di tahun-tahun itu. Bagaimana cinta dapat berubah secepat itu? Katamu pada entah apa. Bahwa kamu tau tidak semua yang kita upayak
Kamar kost berukuran empat kali dua meter itu tampak lenggang. Hanya ada suara kipas angin yang terdengar lebih keras dari biasanya. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, di luar katak-katak tengah merayu awan agar menurunkan hujan. Kali ini, entah kamana lagi kamu dan isi kepalamu berpergian. Mungkin sedang bertengkar dengan logika, atau mungkin sedang tersungkur lesu di pojok paling sunyi dari nyata. Sepertinya ini sudah jadi kebiasaanmu. Duduk diam sibuk dengan isi kepalamu sendiri. Kau suka sekali mempersulit yang mudah, merunyamkan yang sulit. Hidupmu kehilangan kendali, sementara sang waktu tak bisa menunggu lebih lama lagi. Kali ini, entah apa lagi yang membuatmu ragu. Entahlah. Mungkin kalau di kumpulkan, waktu yang sudah kau habiskan untuk mempertimbangkan sesuatu, bisa di gunakan untuk mewujudkan satu hal dalam hidupmu. Hidupmu akhir-akhir ini memang di penuhi dengan warna abu-abu. Pertanyaan demi pertanyaan selalu jadi jalan paling memusingkan untuk kau lewati. Sa