Skip to main content

Ingin Jadi Penulis : Lianku chapter4 (fiksi)

Maaf baru UPDATE..
.....................................

Sekarang aku sudah berada dikelasku, aku duduk di meja belajarku, bersama rina, teman sebangkuku. Nama kepanjangannya Rina yulfiani, dia sahabatku dari SMP. Kami sangat dekat, aku sering main kerumahnya, tempat favorit kami adalah kamar rina. kami sering curhat masalah kami masing-masing. kadang Sering juga membantu ibunya rina masak.

    Kringggg,,, suara bel pergantian jam berbunyi, tanda bahwa sebentar lagi guru akan masuk.
   Selang beberapa menit, ibu riri, guru MTK yang mengajar kami pagi ini tiba di kelas. Tampak dibelakangnya ada seorang siswa mengikutinya. Sepertinya itu murid baru yang di bilang teman-temanku waktu habis upacara tadi.

     aku melihatnya dengan pasat, aku kemudian bergumam dalam hati “sepertnya mukanya tidak asing” sambil memikirkannya, lalu aku teringat dengan lian, “iyaa mukanya mirip sekali dengan lian, jangan-jangan itu benar lian”. “Ahh tidak mungkin” elakku... tapi, aku jadi deg-degan sekarang,  jangan-jangan itu benar lian, aku tak sabar menunggu iya memperkenalkan dirinya..

“pagi anak-anak” sapa ibu riri..
 “Pagi juga ibu”.
“Pagi ini kita kedatangan murid baru. silahkan perkenalkan dirimu nak”
“baik bu” kata anak baru itu..
“pagi teman-teman. Perkenalkan, nama saya dilan liandra. Biasa dipanggil Lian. Saya berasal dari Desa mentawak baru, Kec.Air hitam. Saya pindahan dari SMKN 06 sarolangun. Tujuan saya pindah kesini adalah ingin memperoleh pendidikan yang lebih baik. Selain itu, saya juga ingin belajar mandiri. Senang bertemu dengan kalian, semoga kita bisa jadi teman yang baik. Terimakasih. Ada pertanyaan teman-teman?”

     Seketika itu pula, aku semakin deg-degan. Aku ingin memastikan dengan pasti. dengan berani, aku berdiri dan mengajukan pertanyaan. ku copot gantungan robot-robotan yang kugantungkan di tasku, kemudian aku bertanya “lian, apakah kamu ingat dengan ini” sambil menunjukkan mainan itu. Suasana kelas jadi agak berisi, oleh karena pertanyaanku yang aneh ini. Teman-teman semua heran, mereka saling berbisik.

   
    Lian kaget, dia menatapku dengan tajam. Kemudian bertanya padaku dengan penuh tanda tanya “kamu Lia???”. Suasana kelas yang tadinya sedikit berisik, seketika hening melihat percakapan kami berdua. Belum sempatku jawab Lian bertanya lagi “kamu benar lia kan???”. Lalu, Aku berlari lalu memeluknya. Dalam pelukkannya aku berbicara “iyaa lian, aku lia. kamu apa kabar? Aku rindu kamu” air mataku mulai menetes, terbawa suasana rindu yang terobati ini. Rindu yang jauh-jauh setiap hari kunanti.


    Aku sudah tidak peduli lagi, kalau aku sekarang lagi di kelas. aku hanya ingin berlama-lama memeluk lian. Ingin membalas rinduku, ku tau mungkin memeluk tak cukup, tapi setidaknya, aku merasakan rasa bahagia yang begitu dalam.

next episode...

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

Catatan Bulan Juni

MASA DEPAN DICIPTAKAN HARI INI Beberapa orang, kerap kali mengimpikan hal-hal luar biasa terjadi dalam hidupnya. Namun hanya sebatas mengimpikan, tidak pernah benar-benar berniat merealisasikannya. Mereka hanya berharap dan merapal doa pada Sang Pencipta. Mana bisa seperti itu. Bahkan Allah pernah berfirman dalam salah satu ayat Al-qur'an ; "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Q.S Ar-Ra’d : 11. Nah kan? Kebanyakan dari mereka lupa, jika ingin mendapat hal yang di inginkan, harus melalui proses yang tidak di inginkan. Usaha. Itu hal yang harus di lakukan jika ingin hal-hal luar biasa terjadi dalam hidupmu. Allah tak akan mengingkari janji. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitu kata orang-orang. Mulailah merencanakan segala impianmu dari sekarang. Masa depan di ciptakan hari ini. Jangan menunda-nunda waktu. Karena, hal paling menyebalkan dari menunda-nunda rencana adalah kehabisan banyak kesempa

move on (part 2)

Dari kenangan lama. Dan dengan rasa yang sama pula. rasa   itu begitu dalam aku tanamkan, sehingga sangat sulit bagiku membersihkannya ketika kau tinggalkan luka kala itu, bahkan hingga kini aku tak percaya dengan kenyataan   bahwa kau benar benar telah pergi. Aku malah lebih percaya dengan janji yang kau berikan dimasa lalu. Yaaa,,, hingga kini aku masih menunggu akan kepastian janji itu. Janji yang engkau katakan “kalau engkau tak akan meninggalkanku”. Janjimu mengaburkan pandanganku. bahkan aku mengabaikan hal yang nyatanya sudah ada didepanku, hal yang mungkin akan membuatku lebih bahagia dari ini. Semua itu demi engkau sang Masa lalu. Yaa aku bodoh,, aku bodoh sekali percaya denganmu, Aku bodoh percaya dengan perasaan ini. Asaa, putusss,,, aku lelah dikejar kejar perasaan ini, aku butuh tempat istirahat (sahabat) walau hanya sekedar numpang minum dan bersandar sebentar(Curhat) untuk menghilangkan rasa letih setelah sekian lama lari akan kejaran sebuah cerita lama. Setela