Semoga kelak kita tak akan pernah lagi bertemu. Cukup saat ini, dan tak mau lagi. Karena kau telah patahkanku, jatuhkanku dalam nestapa. Mengingkari janjimu dan memilih pergi. Tapi tak apa, aku sudah relakan semua. Meski terkadang, kenangan tentangmu sering menyiksa, sesekali menusuk dada. Akhirnya aku melepasmu, merelakanmu menjauh. Bersama dia. Aku pernah membaca sebuah kata-kata dalam sebuah buku yang berjudul "Garis Waktu". Begini katanya ; yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.
Dan benar, itu memang benar, itu menyakitkan. Sekarang, kau dan aku sudah bukan 'kita'. Dan ; kita sudah berbeda. Sekarang aku sudah di jalanku, dan kamu di jalanmu. Semoga hidupmu lebih baik, jangan lagi menusuk hati orang lain. Mereka ataupun dia jangan pernah kau lukai. Jika masih belum bisa kau berhenti menyakiti, semoga Tuhan mengujimu. Memberimu 'karma'. Kau percaya karma? Maka bersiap-siaplah.
Kita yang sudah berbeda, dan aku yang terlanjur terjatuh, semoga ragaku tetap utuh.
Kita yang sudah berbeda, dan kau yang terlanjur mendua, semoga dapat kau bahagia bersamanya.
Kita yang sudah berbeda, dan kita yang terlanjur saling menghempaskan, semoga kelak tak ada lagi pertemuan.
Pada akhirnya, memang aku yang harus terluka. Entahlah, mungkin ini sudah jalanNya. Takdir membawaku sekali lagi pada patah hati. Cinta yang sudah aku yakini malah memilih pergi. Terimakasih, aku ikhlaskan kau berlalu, aku tetap disini di jalanku. Karena 'kita yang sudah berbeda' ini memang tak dapat lagi di bersatu.
Comments
Post a Comment