Skip to main content

Kita yang sudah berbeda

Semoga kelak kita tak akan pernah lagi bertemu. Cukup saat ini, dan tak mau lagi. Karena kau telah patahkanku, jatuhkanku dalam nestapa. Mengingkari janjimu dan memilih pergi. Tapi tak apa, aku sudah relakan semua. Meski terkadang, kenangan tentangmu sering menyiksa, sesekali menusuk dada. Akhirnya aku melepasmu, merelakanmu menjauh. Bersama dia. Aku pernah membaca sebuah kata-kata dalam sebuah buku yang berjudul "Garis Waktu". Begini katanya ; yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.

Dan benar, itu memang benar, itu menyakitkan. Sekarang, kau dan aku sudah bukan 'kita'. Dan ; kita sudah berbeda. Sekarang aku sudah di jalanku, dan kamu di jalanmu. Semoga hidupmu lebih baik, jangan lagi menusuk hati orang lain. Mereka ataupun dia jangan pernah kau lukai. Jika masih belum bisa kau berhenti menyakiti, semoga Tuhan mengujimu. Memberimu 'karma'. Kau percaya karma? Maka bersiap-siaplah.

Kita yang sudah berbeda, dan aku yang terlanjur terjatuh, semoga ragaku tetap utuh.
Kita yang sudah berbeda, dan kau yang terlanjur mendua, semoga dapat kau bahagia bersamanya.
Kita yang sudah berbeda, dan kita yang terlanjur saling menghempaskan, semoga kelak tak ada lagi pertemuan.

Pada akhirnya, memang aku yang harus terluka. Entahlah, mungkin ini sudah jalanNya. Takdir membawaku sekali lagi pada patah hati. Cinta yang sudah aku yakini malah memilih pergi. Terimakasih, aku ikhlaskan kau berlalu, aku tetap disini di jalanku. Karena 'kita yang sudah berbeda' ini memang tak dapat lagi di bersatu.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran