Ku akui, proses ini akan memakan waktu. Tapi, aku berharap semoga kesibukan ini dapat sedikit membantu. Terutama mengenai mengingatmu. Hening sebentar saja, bayangmu kembali menyapa. Meski ku coba hempas, masih saja ia mampu menerabas. Fase tersulit dari patah hati adalah melepas. mengikhlaskan perasaan yang sudah terlanjur mendalam untuk di lupakan dan di tinggalkan.
Aku, dengan sakit yang masih meradang. Luka yang terlanjur terulang, sakit yang terlanjur melebam. Hati sebenarnya masih berkata bertahan, tapi logika sudah tak lagi sanggup bertahan. Berkali-kali aku kembali, berkali-kali itulah aku terus di lukai. Kepercayaan yang ku berikan, malah kau sia-siakan dengan setumpuk kedustaan. Aku capek, lelah, jenuh letih. Semua kini menjadi hambar, janji-janji kita, ah sudah, aku tak mau lagi memikirkannya.
Sekarang, aku ingin memfokuskan diri. Menjeburkan diri dengan segudang rutinitas baru. Semoga saja, ini evektif buat melupakanmu. Aku tak mau berlari, bukan karena tak mau sakit hati ini cepat pergi. Tapi, aku mau menikmati setiap detail waktu ini. Melepasmu dengan cara seperti ini. aku yakin, aku akan dapat selaras kenangan yang tak terlupakan. Perjalanan melupakanmu merupakan awal untukku menemukan ceceran cerita baru.
Oh iya, aku ingin mengucapkan selamat buatmu. Selamat atas keberhasilanmu mendapatkan hatinya. Bahagia saja bersamanya. Masa lalu tentang kita, mungkin itu tak terlalu penting buatmu, jadi lupakan saja.
Comments
Post a Comment