"Yang patah akan tumbuh kembali, yang hilang akan berganti." Pepatah itu benar sekali. Bagaimana tidak? Aku adalah pelaku yang mematahkan hati seseorang. Seseorang yang bahkan hatinya baru di penuhi harapan baru dengan adanya kehadiranku.
"Aku jahat."
Begitulah. Kadang kejujuran mampu melukai hati seseorang hingga sebegitu menyakitkan. Namun, aku rasa itu akan lebih baik dari pada harus memendam kebohongan hingga waktu yang lama. Kau tau? Aku sebenarnya tak ingin melukai. Tapi, memang dasar mulut pendustaku ini dalangnya. Ia terus mengumpat kata-kata manis namun tak mampu mempertanggungjawabkannya.
"Maafkan aku."
Mungkin itu tak akan cukup untuk mengembalikan kepercayaanmu pada sebuah cinta. Tapi satu hal yang kau harus tau. Cinta itu ada di bumi. Ia hanya sedang mengujimu dengan luka yang bertubi-tubi. Kau tau kenapa? Agar makhluk sempurna sepertimu tak mudah jatuh cinta. Supaya apa? Supaya kelak kau akan dipasangkan dengan sesosok makhluk sempurna juga. Nanti, ia yang akan mengajarimu arti cinta dan bahagia sesungguhnya. Aku Jamin itu!
Fakta yang menyakitkan ini hanyalah salah satu repetisi dari repetisi-repetisi yang akan kau temui lebih banyak dimasa depan. Tetaplah ikhlas. meski keikhlasan itu membutuhkan waktu. Tetaplah lanjutkan hidupmu sebagaimana mestinya. Seperti kata salah seorang kawan ; cinta tak melulu soal bahagia. Dalam prosesnya; cinta yang sempurna membutuhkan luka untuk pondasinya. Tenang saja, yang patah akan tumbuh, yang hilang akan berhanti.
"Aku tetap menyayangimu."
Rahmad Arisandi | 23/04/2018
Comments
Post a Comment