Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

Jatuh cinta tak pernah salah

Debaran di dada masih menggema, benih-benih cinta masih trus tumbuh. Sejak hari-hari berlalu, sejak kau tak lagi disisiku. Sungguh, rasa cinta itu kini berubah menyakitkan. bibit duri menusuk dada menjadi duka. Beda. jatuh cinta dengan orang yang sudah tak lagi disini hanya meninggalkan torehan bekas luka yang menyakitkan. sudah sejak setahun lalu kau pergi, tapi masih saja rasa ini abadi. Entah, aku tak pandai dalam melupakan, memori tentangmu masih saja terus ber slide ria di fikiran. Masih terus menusuk -nusuk ragaku. Padahal kini kau telah bersamanya, bersama seseorang yang tlah membuatmu memilih berhenti di jalanku. Jatuh cinta tak pernah salah. Tapi kenapa cinta yang datang kepadaku selalu saja berujung di sia-siakan. Aku menjadi langganan 'patah hati'. Aku di kecewakan. Ketulusan yang ku beri, di balas dengan ketidak tulusan. Padahal aku berharap ada seseorang yang kelak dapat menambatkan hatinya padaku. Dan kuberharap itu kamu. Tapi, kenapa kau memilih cara itu, kau m

J.E.D.A

Aku ingin sejenak berhenti, merebahkan segala kelelahan ini pada sepi. Aku ingin meretakkan dan mematahkan seluruh rasa sedih ini. Ku pasrahkan semua pada semesta, ku relakan ia pergi bersama waktu. Masa lalu selalu tertinggal di belakang, tak akan mungkin mengejar. Ia hanya akan berhenti, tak akan mengusik jika tak di ratapi. 'Kamu' selalu saja, mampu menaklukkan diriku dalam keadaan apapun. Sederhananya kata-katamu mampu membuatku kadang suka mengingatnya. "Nanti pasti ada kesempatan lagi, Senyum ya". Lembutnya suara itu tersimpan dalam inti memoriku. Nasehat-nasehat lamamu atau sekedar candaanmu juga abadi dalam ingatanku. Kelak, akan aku tuangkan kisah-kisah itu di sebuah aksara. Rasanya kalau hanya berlalu, 'sayang', terlalu banyak momen yang harus terbuang. Meski sekarang kau telah pergi, tak apa. Aku sudah ikhlaskan semua rasa ini pada sebuah masa lalu. Aku sudah merelakan jika itu keputusanmu. Kau selalu memilikiku, kapanpun kau butuh, aku siap memba

Tetaplah dalam dekapku

Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya ; "Meski hidup berat kau memiliku". Jangan pernah beranjak, jangan pernah melangkah pergi. Aku akan selalu jadi tamengmu, melindungmu dalam pelukku. Bersedihlah padaku ketika kau sedih, mendekatlah dalam dekapku ketika lelah menyapamu. Kau kan temukan kenyamanan yang tidak akan kau temukan pada masa lalumu. Tetap jadilah bagian terbaik dari dalam diri, tetaplah jadi bagian termanis dari rasa dalam hati. Meski nanti akan ada jarak yang memisahkan ragaku pada dirimu. Tenang saja, hatiku tertinggal di sebelahmu. Jangan kau hawatirkan "kita". Karena "kita" cuma akan ada "kau dan aku" di dalamnya.  Jangan pernah berfikir bahwa aku tak akan kembali. Karena kau adalah tempat pulang, tempat dimana rasa bahagia ini ku tuang. "Selamat tidur" kataku. Setiap hari ku ucap sebelum beranjak tidur. Kau dengar, karena aku mengucapnya via pesan suara itu. Rindu yang menyapa sepiku, dan mungkin juga sepimu, semo

Meski hidup berat, kau memilikiku

Sebagian orang memilih menyerah dari pada berusaha. Padahal sebenarnya tinggal sedikit lagi ia bisa melewati halang rintangnya. Frustasi, atau depresi. Sering kali kalanya orang bosan dengan hidupnya, lalu mengakhiri dengan sia-sia. Percuma, sungguh percuma. Tak ada manfaatnya hidup seperti itu. Tak akan ada yang bisa di sesali. Semua sudah terlanjur, semua sudah terkubur bersama dirinya yang hancur. Kamu jangan seperti mereka-mereka. Kamu ya kamu, tak perlulah menyamai hidup mereka yang ekstrim. Cukup jalani saja hidupmu dengan sederhana. Santai. Memikirkan semua rencana dengan sewajarnya, jangan sampai melewati batas yang di tentukan semesta. Hidup memang haruslah penuh tantangan, tapi tak perlulah menentang kehendak Tuhan. Meski hidup berat, kau memilikiku. Aku bisa jadi apa saja untukmu, Kecuali menjadi yang di luar logika. Tapi tenang saja, aku tetap bisa jadi penyanggamu ketika lelah. Aku bisa jadi tali untuk menarikmu, atau menjadi tangan untuk mendorongmu. Berartinya seseoran

Menikmati sebuah "proses"

Aku pernah jatuh, tapi aku kuat lalu berdiri lagi. Aku jatuh lagi, tapi aku masih kuat dan berdiri sekali lagi. Lalu aku jatuh lagi, kali ini hampir saja aku tak kuat, tapi masih bertahan, kemudian berdiri untuk ketiga kali. Yang aku pelajari dari setiap kegagalan adalah "proses". Proses bagiku adalah kekuatan untuk belajar. Belajar memahami sebuah perjalanan, belajar merenungi sebuah ketidak berpihakan padaku, belajar bagaimana mengikhlaskan semua kepahitan akan sebuah "kegagalan". Hal paling baik untuk menghargai sebuah kegagalan adalah menikmati prosesnya. Melewati tahap demi tahap dengan ikhlas, menenggelamkan semua rasa pahit dengan melewati prosesnya. Tanpa proses, tak akan ada sebuah wujud. "Semua akan indah pada waktunya". Pepatah lama, benar sekali. Berlaku untuk setiap orang yang menjalani sebuah proses. Nikmati saja dulu prosesnya Nikmati saja dulu prosesnya, 'Katanya'. Ada kalanya sebuah "kalah" itu tidak berefek apa-apa

Masa depanku adalah "Aku"

Aku pernah bimbang, aku pernah gelisah, aku pernah hampir tenggelam lagi dalam ruang antah berantah. Aku di hadapkan dengan berbagai pilihan, aku di campur adukkan oleh orang-orang yang hanya menganggap pilihannya yang terbaik. Aku tau, saran itu perlu, tapi yang menentukan dan yang melewati semua masa depan itu adalah aku. Mereka boleh. Iyaa boleh memberi pendapat, boleh memberi saran. Tapi jangan sampai menenggelamkan keputusanku, jangan memaksaku menuruti pilihan mereka. Aku punya jalanku sendiri, aku punya arah yang akan ku tuju. Kecuali kalau memang ku kehilangan arah, boleh lah mereka sedikit memaksaku menuruti kehendak mereka. masa depanku adalah "aku". Jangan coba mengusik, jangan coba merenggangkan peganganku pada tujuanku. Percuma, kau tak akan bisa, kau tak akan bisa membuatnya lepas. Karena Aku percaya, "komitmen kuat akan menjadi sesuatu yang WOW, yang akan membuatku mencapai tujuanku". Masa depanku adalah "aku". Aku ingin coba berdiri se

Caraku, bukan Caramu

Ini bukan tentang hal yang menyulitkan sebenarnya. Tapi, kata-katamu itu sering kali membuatku menjadi tidak nyaman. Menjadikanku bingung, bahkan menjadikanku jadi tidak enak melakulannya lagi. Ayolah, buang rasa sok mengaturmu itu, apa semua-semua harus sesuai dengan apa yang kamu lakukan, aku capek menuruti printahmu yang entah kadang tak bisa kupahami. Cobalah, kalau kamu menjadi aku, kamu ku atur-atur ! Apa kamu mau? Kurasa tidak. Jadi, cobalah, biarkan aku melakukannya dengan pemikiranku sendiri. Biarkanlah aku belajar memahami apa-apa yang aku belum tau dengan caraku sendiri. Toh itu tidak membahayakan? Aku tekankan sekali lagi, sehari saja, jangan mengaturku, jangan menyuruh aku dengan kemauanmu. Biarkanlah aku berusaha sendiri, belajar sendiri. Ini hidupku. Jadi itu hakku mau melakukan apapun yang menjadi kehendakku. Toh selama itu masih baik, tidak akan menjadikan masalah. "Beberapa orang memang suka mengatur, tapi kebanyakan dari mereka malah susah diatur" -Rah

sendiri menjadikanku "sepi"

sendiri, menjadikanku "sepi". sepi-sepi merajalela merasuki fikiranku. senjapun tak lagi membuatku senyum. bahkan, langit malam yang di penuhi bintang-bintang, tak lagi membuatku merasakan damai. kini, tinggal sendiri. hatiku di campakkan habis olehmu. yang tersisa, hanya duka dan air mata. merangrang tubuhku dengan ganasnya, menjadikanku bagian dari pohon-pohon layu. sepi-sepi yang menyapu bahagia, meradang, membengkakkan isi cintaku. membuatnya hancur berkeping-keping. membuatnya tidak lagi bisa terbang. sendiri, menjadikanku "sepi". seperti biasa, selalu saja aku menyembunyikan genangan luka dalam sebaris senyum melengkung yang ku tampakkan. bisa saja, bisa saja, aku tidak kuat menahan tangis. karena rasa ini benar-benar sakit. "orang-orang yang terlalu berlebihan mengumbar tawa. kebanyakan 'tipe orang, yang sering menyembunyikan luka". -Rahmad Arisandi 14/07/2017

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran