Sebagian orang memilih menyerah dari pada berusaha. Padahal sebenarnya tinggal sedikit lagi ia bisa melewati halang rintangnya. Frustasi, atau depresi. Sering kali kalanya orang bosan dengan hidupnya, lalu mengakhiri dengan sia-sia. Percuma, sungguh percuma. Tak ada manfaatnya hidup seperti itu. Tak akan ada yang bisa di sesali. Semua sudah terlanjur, semua sudah terkubur bersama dirinya yang hancur.
Kamu jangan seperti mereka-mereka. Kamu ya kamu, tak perlulah menyamai hidup mereka yang ekstrim. Cukup jalani saja hidupmu dengan sederhana. Santai. Memikirkan semua rencana dengan sewajarnya, jangan sampai melewati batas yang di tentukan semesta. Hidup memang haruslah penuh tantangan, tapi tak perlulah menentang kehendak Tuhan.
Meski hidup berat, kau memilikiku. Aku bisa jadi apa saja untukmu, Kecuali menjadi yang di luar logika. Tapi tenang saja, aku tetap bisa jadi penyanggamu ketika lelah. Aku bisa jadi tali untuk menarikmu, atau menjadi tangan untuk mendorongmu.
Berartinya seseorang dalam hidup seseorang memang tidak bisa di bantah keberadaannya. Seperti kau. Kau akan selalu jadi yang berharga dalam hidupku. Kau pernah ajariku menatih luka, kau pernah juga mengajariku mengeja lara, lalu kau ajari juga cara membaca cinta. Meski kelak mungkin kau akan melukai, aku tak akan menuntutmu. Malah mungkin Aku akan menjadi lebih kuat karena itu. Tenang saja.
Tapi aku berharap semoga saja kau tetap baik-baik di sisi, kau tetap menjadi bagian terindah dalam diri. Semoga kau tetap ajariku berjalan melewati jalan panjang ini.
Oleh karena itu, oleh karena semua hal yang telah kau ajarkan padaku. Aku membalasnya dengan tetap menjadikanmu tempat ku pulang, tempat dimana semua lelah ini ku tuang, tempat dimana semua resah ini ku genang, agar kelak dapat surut dengan nasehat-nasehat lamamu.
Tetaplah sehat, jaga dirimu baik-baik. Meski hidup berat, kau memilikiku.
.
.
-Rahmad Arisandi
Comments
Post a Comment