Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Sekumpulan Kecewa

Pada umumnya hati memang tempat cinta bersemayam. Tempat cinta tumbuh dan berkembang. Tempat nama-nama terindah di abadikan. Tempat manaruh kebahagiaan. Namun di beberapa kasus, ada seseorang yang menyimpan kecewa di hatinya, memendamnya begitu lama, sampai ia tak sanggup menampungnya. Padahal kecewa sendiri merupakan perasaan alami yang tumbuh akibat di dustai, atau karena di abaikan, atau karena di tinggalkan. Mereka sebenarnya salah. Hati bukanlah tempat manaruh kekecewaan. Hati bukanlah baja. Hati tidak sekuat itu. Hati adalah sesuatu yang lunak dan sangat-sangat sensitif. Ia bisa hancur, atau paling parah melebur berkeping-keping. Namun, di balik sekumpulan kecewa, akan ada kekuatan yang datang jika kau mampu melewatinya. Dirimu akan lebih kuat menghadapi cobaan yang menghujam raga. Dirimu akan lebih tangguh menahan semua rasa kecewa. Karena sebenarnya, hidup itu memang di bangun dari sekumpulan kecewa. Percayalah, memeluk rasa kecewa akan lebih nikmat rasanya, kalau hatimu mer

Di penghujung pelukan

Aku tersesat lagi. Terjebak dalam zona yang tidak menyenangkan. Kenapa zona pertemanan yang selalu saja aku dapatkan?. Pada akhirnya harus terjabak dalam pelukan yang menyakitkan. Ia merengkuhku hingga menjadi berkeping-keping. Rasanya,,, "uhh" tidak jauh berbeda dari patah hati, patah hati sebelumnya. Jangan. Jangan. Aku tidak ingin lagi jauh tersesat. Aku tidak ingin lagi jauh mengikat. Bukankan perasaan akan terus mendalam, jika kita bertahan? Tidak, aku tidak mau. Aku ingin segera mengakhiri ini. Melepaskan pelukan yang menyakitkan ini. Aku akan membuat jarak yang cukup jauh. Aku akan membuatnya tidak lagi merengkuh. Agar perasaan itu tidak bisa menyebrang. Agar sakit ini segera menghilang. Agar aku kembali bisa berdiri dan melangkahkan kaki. Pergi... Di penghujung pelukan ini, aku ingin ada yang bisa mengerti. Mencintaiku dengan setulus hati. Di penghujung pelukan ini, aku ingin ada yang bisa membuatku kembali merasakan indahnya di cintai. Di penghujung pelukan ini,

Penerbit abal-abal

Assalamualaikum ;). Selamat pagi, salam literasi. Selamat datang di blog pribadi saya teman-teman. Maaf ya, berantakan. Mimin gak sempet ngurus blog ini, sibuk(hihihi 😂😂). Bahkan blog ini sempat terbengkalai hampir 1 tahun. Tapi, berkat kesadaran Pribadi, akhirnya pada akhir tahun 2016, saya coba meramaikan blog ini lagi, mengisinya dengan curhatan-curhatan pribadi. Tentang apa saja. Meski masih kurang intens. Aduh, ehh,, kok malah curhat sih. Buruan mulai... Ehm. Eh, Sorry-sorry. Mimin sengaja😂😂.....(😡😡) ................ Nah,,, seperti judul diatas. Kali ini saya akan membagikan sebuah tulisan yang membahas tentang "Penerbit abal-abal". Pernah dengar nama itu?🤔 Yuppss...benar sekali. nama itu di sematkan, untuk suatu penerbit Yang,, emmm...enaknya di sebut apaan yaa? Emmm kita sebut aja mereka "Penerbit asal-asalan" atau "penerbit bermutu rendah" atau "penerbit siluman". Untuk itu, saya akan bagikan tips agar tidak tertipu dengan

Rekonsiliasi

Penulis : Rahmad Arisandi Request : sindi putri melani Langit tampak membiru, tidak ada awan disana. hembusan angin sore menyelinap melewati celah rambut panjang sebahu lelaki itu. Rambut yang entah kapan terakhir kali ia potong. Rambut yang entah kapan terakhir kali ia cuci. Lelaki itu berjalan menyusuri hamparan sawah dan sendiri. memang  Hari ini ia ingin sendiri, menikmati desiran angin bersama sebuah kamera dan permen karet di mulutnya. Begitulah kebiasaannya ketika sedang merasa galau, atau patah hati, atau jenuh, atau penat, atau apapun yang membuat mod lelaki itu buruk. Dan yang kini sedang dirasakan lelaki itu adalah rasa bersalah akibat pertengkaran hebat dengan kekasihnya pagi tadi. Dia ketahuan selingkuh dengan kekasihnya. "Kamu jahat!. Aku kecewa sama kamu", aku...aku.. Hixss,,hixss..." (ia tidak melanjutkan perkataannya). wanita itu hanya bisa menangis sejadi jadinya. "Keluar kamu". sambil mendorong keras tubuh tegap lelaki di hadapannya. "

Jarak dan masa lalu

(Cerita pendek) Request : Fitri Handayani Disuatu malam, dalam salah satu kamar kost, ada seorang gadis melamun disana. gadis itu teringat perkataan sahabatnya. "Sahabat adalah sahabat. Seberapa jauh pun kamu pergi, sejauh apapun jarak memisahkan kita. Kamu tetap menjadi bagian penting dalam hidupku fit". "Kangen yu", gumam gadis itu . Di dalam kamarnya. Ia sekarang sedang menatap sebingkai foto yang ia pegang. Foto itu adalah satu-satunya momen  kebersamaan bersama wahyu sahabatnya. Mereka bersahabat sejak kecil. Menginjak usia sekolah dasar mereka  masuk ke sekolah yang sama. Hingga memasuki sekolah menengah pertama, mereka juga tetap satu sekolah. Namun sayang, ketika sudah lulus  dari jenjang SMP, mereka memiliki tujuan yang berbeda. Dalam suatu pertemuan, fitri berkata : "Yu, maaf. aku gak bisa ikut masuk kesekolah yang kamu mau. aku tidak berbakat". Sekolah yang wahyu pilih adalah sekolah yang di peruntukkan bagi pecinta olah raga. Sedangkan hob

Kini Hatiku bukan lagi rumahmu

Separuh yang tak lagi utuh, kini tinggal kenangan yang merengkuh. Kau pergi secepat desiran angan, kau hilang tanpa titik penjelasan. Tak ada perjuangankah? Atau memang tak lagi mau 'kita' melangkah? Pertanyaan-pertanyaan di benakku belum sempat hilang, namun kau sudah jauh menghilang. Maaf bila akhirnya aku berburuk sangka, mencaci disosial media tanpa peduli kau merasa. Bagaimana aku bisa menahan sabarku, jika kau sampai sejauh ini masih diam membisu. Kau anggap entang sebuah perpisahan, tanpa kau sadar membuat seseorang terlampau kesakitkan. Hanya sebuah kata yang kutunggu, sebuah penjelasan yang mampu meredamkan sedikit piluku. Aku bukan memaksa, aku hanya ingin tau apa sebabnya. Atau mungkin aku membuatmu jenuh dan akhirnya memutuskan hengkang dariku. Dengan paras ayumu, memang banyak yang mencoba memilikimu. Bahkan, hanya beberapa hari setelah kau menghilang, kau sudah bersamanya yang tersayang. Kau memang beruntung, mendapatkan dia yang jauh lebih tampan. Jauh lebih dew

Negeri sejuta mimpi

Di antara kegalauan yang kita rasakan ini. Masih ada berjuta kegalauan yang melanda 'ibu pertiwi'. Kita butuh solusi, bukan ego yang terus saja berbenam dalam diri. Ayo, berubah. Jangan hanya bicara cinta kepada seseorang yang di puja. Buktikan juga kalau kau mencintai negeri ini. Air yang kau pakai sehari-hari, tanah yang kau pijak untuk meraih mimpi. Itu semua milik 'ibu pertiwi'. Coba telisik di daerah perbatasan nun jauh di sana. Rakyat begitu susah menjalani kehidupan sehari-hari. Bahan pokok yang mahal dengan harga komoditi yang relatif rendah. Untuk sesuap nasi saja, mereka harus mengais dengan susah payah. Bagaimana dengan kebutuhan yang lain. Seperti baju, seragam sekolah, ataupun buku untuk anak-anak mereka? Guru yang mau mengajar di daerah perbatasan saja relatif sedikit. Bagaimana? Bagaimana negara ini mau maju, jika kita tidak bersatu? bagaimana negara ini mau maju, jika rakyat terus berseteru? Konflik dimana-mana, Kubu-kubu bermunculan. Sungguh ironi seb

Keraguan itu muncul lagi

Kenapa kadang sesuatu yang sudah kita yakini, tiba-tiba berubah menjadi keraguan yang tak menentu lagi? Apakah karena kurangnya percaya diri atau minder dengan mereka yang sudah terlebih dahulu berada di tempat tertinggi? Kurasa pertanyaan itu selalu muncul dalam benak seseorang yang takut melangkah. Seseorang yang takut kecewa, yang sebenarnya memang sebuah resiko bagi siapa saja yang ingin maju. Ini nih, salah satu penyebab turunnya prestasi generasi baru. Belum coba, sudah ragu. Bagaimana mau menuju. Ini bukan tentang berapa lama kamu menunggu. Tapi tentang seberapa cepat kamu merealisasi. Tidak perlu banyak waktu untuk mempertimbangkan, nanti bisa tertinggal dengan mereka yang di belakang. Gerak cepat, di bumi yang terus berputar ini, tak ada waktu untuk mengulur-ulur waktu. Semua harus tetap berjalan, harus tetap melangkah menuju masa depan. Jeda boleh, tapi sekarang bukan saatnya. Kamu baru saja mulai, harus kuat. Melangkah saja perlahan, tidak usah terburu-buru, yang penting

Jarak yang menjarak

Jarak adalah pelukan yang menyakitkan, rindu yang tak kunjung di sambangi berubah menjadi rasa jenuh yang melukai. Dua orang yang ingin menjalani hubungan jarak jauh, haruslah saling menguatkan, itu adalah salah satu resiko dari sebuah hubungan. Lalu ketika sedang berkonflik, jangan acuh, cinta jarak jauh haruslah tetap berfikir positif, tetap berusaha menahan ego demi keberlanjutan hubungan. Ketika yang lain emosi, jangan ikut emosi. Belajarlah menjadi dewasa dan bersabarlah. Jangan jadikan jarak menjadi kambing hitam. Ketika sudah tidak lagi nyaman menjalani hubungan, ya sudah, akhiri saja dengan sikap yang saling mendewasakan. Jangan hanya karena sudah lama menjalani hubungan, lalu memilih bertahan pada perasaan yang sebenarnya sudah tak lagi mengenakkan. Jarak adalah jarak, ketika kau yakin akan cinta yang kau miliki, jarak tidaklah menjadi masalah dalam cinta yang kau jalani. Jarak tidak akan menjarak, sebanarnya, merekalah yang terlanjur saling mendustakan. Mereka yang tak sang