Separuh yang tak lagi utuh, kini tinggal kenangan yang merengkuh. Kau pergi secepat desiran angan, kau hilang tanpa titik penjelasan. Tak ada perjuangankah? Atau memang tak lagi mau 'kita' melangkah? Pertanyaan-pertanyaan di benakku belum sempat hilang, namun kau sudah jauh menghilang. Maaf bila akhirnya aku berburuk sangka, mencaci disosial media tanpa peduli kau merasa.
Bagaimana aku bisa menahan sabarku, jika kau sampai sejauh ini masih diam membisu. Kau anggap entang sebuah perpisahan, tanpa kau sadar membuat seseorang terlampau kesakitkan.
Hanya sebuah kata yang kutunggu, sebuah penjelasan yang mampu meredamkan sedikit piluku. Aku bukan memaksa, aku hanya ingin tau apa sebabnya. Atau mungkin aku membuatmu jenuh dan akhirnya memutuskan hengkang dariku.
Dengan paras ayumu, memang banyak yang mencoba memilikimu. Bahkan, hanya beberapa hari setelah kau menghilang, kau sudah bersamanya yang tersayang.
Kau memang beruntung, mendapatkan dia yang jauh lebih tampan. Jauh lebih dewasa, lebih jauh dariku yang memang tidak ada apa-apa dibanding dia. Aku hanya seorang pemuda biasa, masih belum mampu menuruti semua inginmu. Tapi aku sedang berusaha untuk meraih mimpiku, berkerja mati-matian demi bisa bersamamu. Kau tau janjiku, kau tau aku mencoba menepati itu.
Kini, hatiku bukan lagi rumahmu. Aku memutuskan untuk tidak lagi mengharapkanmu. Untuk apa berharap pada sesuatu yang sudah pergi? Percuma, jikalau memang kau benar-banar tak akan kembali? Ini akan menjadi sebuah pelajaran berharga, sebuah perjalanan menghapus luka. Tentangmu dan 'kita' yang tak akan bisa bersama. Aku bersama hati baru, kau dan dia dengan hidup baru, selamat berbahagia ;). Doakan aku cepat bisa melupakanmu, doakan aku juga supaya bisa mendapat penggantimu. Sekarang, bagiku kau hanya masa lalu.
Comments
Post a Comment