(Cerita pendek)
Request : Fitri Handayani
Disuatu malam, dalam salah satu kamar kost, ada seorang gadis melamun disana. gadis itu teringat perkataan sahabatnya.
"Sahabat adalah sahabat. Seberapa jauh pun kamu pergi, sejauh apapun jarak memisahkan kita. Kamu tetap menjadi bagian penting dalam hidupku fit".
"Kangen yu", gumam gadis itu. Di dalam kamarnya. Ia sekarang sedang menatap sebingkai foto yang ia pegang. Foto itu adalah satu-satunya momen kebersamaan bersama wahyu sahabatnya. Mereka bersahabat sejak kecil. Menginjak usia sekolah dasar mereka masuk ke sekolah yang sama. Hingga memasuki sekolah menengah pertama, mereka juga tetap satu sekolah. Namun sayang, ketika sudah lulus dari jenjang SMP, mereka memiliki tujuan yang berbeda.
Dalam suatu pertemuan, fitri berkata : "Yu, maaf. aku gak bisa ikut masuk kesekolah yang kamu mau. aku tidak berbakat". Sekolah yang wahyu pilih adalah sekolah yang di peruntukkan bagi pecinta olah raga. Sedangkan hobi fitri adalah menulis dan membaca.
"Iyaa, gak apa-apa fit. Tapi kamu kuatkan kalau kita harus pisah sekarang?. Kamu bisakan menyelesaikan masalahmu nanti?. Kamu masih bisa kok curhat sama aku. Kita kan punya sosial media, Semangat fit :)".Wahyu berbicara dengan nada yang agak berat. Tangannya mengacak acak jilbab fitri.
Dengan wahyu fitri merasa aman, nyaman, dan tenang. Ia tidak bisa membayangkan bagimana nantinya kala perpisahan itu tiba.
"Iyaa yu, aku pasti kuat kok. Kamu semangat juga ya :(". suaranya mengisak.
Kedekatan yang terjalin begitu erat, melupakan mereka akan sebuah perpisahan. Mereka lupa bahwa dari setiap pertemuan akan ada sebuah perpisahan. Dulu mereka sempat berjanji memang, untuk tetap bersama sampai masing-masing menemukan tujuannya. Dan waktu perpisahan itu, tiba satu tahun lalu. Dia masih ingat sekali bagaimana begitu sedihnya harus berpisah pada sahabatnya itu. "Fit, nanti kita pasti bakal sama-sama lagi, jangan cengeng ah". Padahal wahyu sendiri tidak bisa menyembunyikan air mata yang mulai meniti dari plopak matanya.
Gadis itu masih memegang sebongkah bingkai di tangannya. Hujan mulai mengguyur di atas atap kostnya, membawa ia pada nostalgia-nostalgia kala bersama wahyu.
Tiba-tiba, senyum gadis itu tampak melengkung. Mungkin teringat salah satu kenangan menarik kala bersama wahyu.
Hujan belum reda. Namun sedih yang gadis itu rasa sudah mulai reda.
"Kita pasti bisa bersama lagi yu". Gadis itu kini sudah mau beranjak tidur.
"Selamat tidur yu", Gumamnya.
++++++
Kini jarak yang memisahkan antara dua pasang sahabat itu, hanya bisa di kenang lewat sejuta masa lalu yang tergores waktu. Gadis itu benar-benar tidak mungkin bisa melupakan barang sedikitpun kenangan bersama sahabatnya itu.
Comments
Post a Comment