Skip to main content

Catatan Bulan Juni

PENYESALAN

Ada saat dimana manusia menyesal atas hal yang di lakukannya. Mungkin tidak sekarang, tapi nanti ketika waktu yang dimilikinya telah habis.

Ya, lagi-lagi waktu kan?

Setiap hal yang ada di bumi ini punya tanggal kadaluwarsa. Baik sebentar, atau lama. Baik yang menetap sementara, atau tinggal sampai ujung usia.

Waktu mengendalikan semuanya, namun manusia turut andil dalam hal itu. Sebab manusia memiliki akal pikiran. Manusia bisa bergerak sesuai yang dia inginkan. Manusia bisa mengendalikan waktu yang ia miliki.

Yaa. Tiap manusia yang bernyawa bisa mengendalikan waktu. Maksudnya waktu untuk dirinya sendiri. Waktu yang di pergunakan untuk kegiatannya sehari-hari.

Namun kebiasaan manusia menunda-nunda kerap kali terjadi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi itu. Salah satu di antaranya adalah rasa malas. Ingin berubah tapi malas, ingin mendapatkan yang dia inginkan tapi malas. Akhirnya menunda-nunda kesempatan dan membuang banyak waktu untuk hal yang sia-sia.

Penyesalan menjadi bayangan yang terus menghantuinya.
Berujung menyalahkan diri sendiri, meratap penyesalan, dan terjebak di dalamnya.

Jadi mulai sekarang, belajarlah dari masa lalu, ikhlaskan penyesalan, maafkan dirimu. Tak ada yang bisa lari dari kenangan, namun kau bisa membuatnya berjalan seiringan. Tak perlu berlari, jadikan masa lalu sebagai teman sejati. Teman belajar dan tumbuh lebih baik lagi.
.
.
Rahmad Arisandi || 09/06/2018

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran