HEI MASA LALU
Aku hanya ingin menulis tentangmu malam ini. Tentang sosokmu yang telah memberikan banyak pelajaran kepadaku. Baik dari rentetan kenangan yang kita ciptakan, maupun luka sebab pergimu yang sudah kuikhlaskan.
Apa kabar? Dimana dirimu sekarang? Apakah kamu baik-baik saja?
Kadang di beberapa kesempatan, kenangan tentangmu masih sering mengunjungiku. Tapi rasanya tak semenyesakkan dulu, malah aku kadang tersenyum sendiri, mengingat diriku di masa lalu yang terlalu buta karena cinta.
Aku dulu hanyalah sesosok remaja yang belum tahu rasanya patah hati seperti apa. Yang belum mengerti bahwa luka karena putus cinta itu benar-banar sakit rasanya. Dulu yang aku tau, aku hanya ingin terus bersamamu. Mencintaimu dengan sepenuh hati.
Memang benar ya, dimana-mana perempuan selalu berpola pikir 2-3 tahun lebih dewasa ketiimbang laki-laki. Betapa tidak? Di saat aku masih bingung hendak jadi apa di masa depan, kau bahkan sudah merencanakan dengan matang prihal cita-citamu. Kau kerap kali menceritakannya, dan aku selalu jadi pendengar yang baik akan itu di hari lalu.
Hingga akhirnya aku lupa, kau yang jauh lebih dewasa, jelas tidak akan nyaman lagi berada di dekatku yang kadang masih terlihat kekanak-kanakan.
Kau pergi,
Kepelukannya.
Sosoknya yang jauh lebih dewasa,
Sosoknya yang lebih mapan
Membuatmu lebih nyaman berada di dekatnya
Dan kita kembali menjadi asing
Tapi, sekarang aku sudah sembuh. Aku bukan lagi aku yang kamu kenal 2 tahun lalu. Aku sudah jauh lebih mengerti bahwa hidup tak melulu soal cinta. Hidup lebih besar dari itu.
Terima kasih telah mematahkan hatiku. Kini hatiku tumbuh lebih kokoh, dan sudah siap menghadapi kehidupan yang lebih berat, siap melangkah hebat
.
.
Rahmad Arisandi | 02/06/2018
Comments
Post a Comment