Skip to main content

Catatan Bulan Juni

HEI MASA LALU

Aku hanya ingin menulis tentangmu malam ini. Tentang sosokmu yang telah memberikan banyak pelajaran kepadaku. Baik dari rentetan kenangan yang kita ciptakan, maupun luka sebab pergimu yang sudah kuikhlaskan.
Apa kabar? Dimana dirimu sekarang? Apakah kamu baik-baik saja?

Kadang di beberapa kesempatan, kenangan tentangmu masih sering mengunjungiku. Tapi rasanya tak semenyesakkan dulu, malah aku kadang tersenyum sendiri, mengingat diriku di masa lalu yang terlalu buta karena cinta.

Aku dulu hanyalah sesosok remaja yang belum tahu rasanya patah hati seperti apa. Yang belum mengerti bahwa luka karena putus cinta itu benar-banar sakit rasanya. Dulu yang aku tau, aku hanya ingin terus bersamamu. Mencintaimu dengan sepenuh hati.

Memang benar ya, dimana-mana perempuan selalu berpola pikir  2-3 tahun lebih dewasa ketiimbang laki-laki. Betapa tidak? Di saat aku masih bingung hendak jadi apa di masa depan, kau bahkan sudah merencanakan dengan matang prihal cita-citamu. Kau kerap kali menceritakannya, dan aku selalu jadi pendengar yang baik akan itu di hari lalu.

Hingga akhirnya aku lupa, kau yang jauh lebih dewasa, jelas tidak akan nyaman lagi berada di dekatku yang kadang masih terlihat kekanak-kanakan.

Kau pergi,
Kepelukannya.
Sosoknya yang jauh lebih dewasa,
Sosoknya yang lebih mapan
Membuatmu lebih nyaman berada di dekatnya
Dan kita kembali menjadi asing

Tapi, sekarang aku sudah sembuh. Aku bukan lagi aku yang kamu kenal 2 tahun lalu. Aku sudah jauh lebih mengerti bahwa hidup tak melulu soal cinta. Hidup lebih besar dari itu.

Terima kasih telah mematahkan hatiku. Kini hatiku tumbuh lebih kokoh, dan sudah siap menghadapi kehidupan yang lebih berat, siap melangkah hebat
.
.
Rahmad Arisandi | 02/06/2018

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

Catatan Bulan Juni

MASA DEPAN DICIPTAKAN HARI INI Beberapa orang, kerap kali mengimpikan hal-hal luar biasa terjadi dalam hidupnya. Namun hanya sebatas mengimpikan, tidak pernah benar-benar berniat merealisasikannya. Mereka hanya berharap dan merapal doa pada Sang Pencipta. Mana bisa seperti itu. Bahkan Allah pernah berfirman dalam salah satu ayat Al-qur'an ; "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri." Q.S Ar-Ra’d : 11. Nah kan? Kebanyakan dari mereka lupa, jika ingin mendapat hal yang di inginkan, harus melalui proses yang tidak di inginkan. Usaha. Itu hal yang harus di lakukan jika ingin hal-hal luar biasa terjadi dalam hidupmu. Allah tak akan mengingkari janji. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, begitu kata orang-orang. Mulailah merencanakan segala impianmu dari sekarang. Masa depan di ciptakan hari ini. Jangan menunda-nunda waktu. Karena, hal paling menyebalkan dari menunda-nunda rencana adalah kehabisan banyak kesempa

move on (part 2)

Dari kenangan lama. Dan dengan rasa yang sama pula. rasa   itu begitu dalam aku tanamkan, sehingga sangat sulit bagiku membersihkannya ketika kau tinggalkan luka kala itu, bahkan hingga kini aku tak percaya dengan kenyataan   bahwa kau benar benar telah pergi. Aku malah lebih percaya dengan janji yang kau berikan dimasa lalu. Yaaa,,, hingga kini aku masih menunggu akan kepastian janji itu. Janji yang engkau katakan “kalau engkau tak akan meninggalkanku”. Janjimu mengaburkan pandanganku. bahkan aku mengabaikan hal yang nyatanya sudah ada didepanku, hal yang mungkin akan membuatku lebih bahagia dari ini. Semua itu demi engkau sang Masa lalu. Yaa aku bodoh,, aku bodoh sekali percaya denganmu, Aku bodoh percaya dengan perasaan ini. Asaa, putusss,,, aku lelah dikejar kejar perasaan ini, aku butuh tempat istirahat (sahabat) walau hanya sekedar numpang minum dan bersandar sebentar(Curhat) untuk menghilangkan rasa letih setelah sekian lama lari akan kejaran sebuah cerita lama. Setela