tidak lama
setelah aku selesai piket, teman-temanku perlahan mulai berdatangan. Aku
sekarang lagi duduk di bangku belajarku. bangku itu terletak di sebelah kanan
baris paling depan, dekat meja guru. Aku memilih tempat itu, karena tempat itu
strategis. Selain supaya dapat mendengar guru menjelaskan dengan baik, aku juga
dapat melihat tulisan di papan tulisan dengan jelas.
Kelasku ini
sangat nyaman, aku betah hanya untuk duduk dan membaca selama jam sekolah di
tempat ini. Aku jarang pergi ke kantin, karena aku lebih memilih membawa bekal
dan minum dari rumah, lebih hemat. Aku masih ingat pesan bunda waktu aku kelas
1 SMP | “sayang, selama kamu masih bisa berhemat, berhematlah. jangan
menghamburkan-hamburkan uang untuk sesuatu yang masih bisa kita lakukan
sendiri. tapi ingat nak, jangan pelit ya. Bantu orang lain yang membutuhkan
bantuanmu”.
Entah
kenapa, masih jelas dan detail sekali aku ingat kata-kata yang bunda ucapkan
itu. Mungkin karena dulu bunda mengucapkannya ketika aku habis membeli makanan
di luar, oleh sebab aku kurang selera dengan masakan yang bunda masak. Bunda
menasehatiku lalu terucaplah kata-kata itu dari mulut bunda. Bunda mengenang,
menceritakan masa kecilnya hidup dengan kakek dan nenek, yaitu ayah dan ibunya
bunda. Bunda menceritakan bagaimana dia dulu makan bersama-sama dalam 1 piring
dengan ke-3 adiknya. Lauknya hanya ikan asin dan krupuk.
Setelah
bunda menceritakan semuanya, lalu aku sadar dan meminta maaf pada bunda|
“bunda, maafin lia yaa, lia janji, gak akan ngulangin lagi”. sejak saat itu aku
sadar bahwa pemborosan hanya akan membuat kita jatuh, jatuh kedalam nafsu
duniawi. Memang semua itu di awali dengan sesuatu yang kecil.
Lima menit
lagi bell masuk akan berbunyi, dari arah pintu terdengar teman sebangkuku,
“rina” menyapaku sambil berjalan ke arahku “pagi liaa, lagi ngapain?”| “pagi
jugaa rin, lagi buka istagramnya pidi baiq nih, baca-baca quotesnya,
seru ahh, bagus-bagus kata-katanya” jawabku. “ikutan dong lia? tanyanya. “Yaa
sini gih mendekat” jawabku, sambil menarik tangannya yang sedari tadi
tergenggam karena sedang memegang pena. Entah apa yang barusan ia lakukan
dengan pena itu.
Tidak lama
setelah itu, bell pun berbunyi 3 kali panjang. tanda siswa dan siswi harus
kumpul dan melaksanakan upacara bendera. Terlihat mereka yang jadi petugas
upacara tampak sibuk berlari menempati posisinya masing-masing. Yang jadi
petugas upacara senin ini adalah kelas IX.4 . kelasku minggu depan, aku
bertugas menjadi pembawa bendera. Oh iyaa, Tak ada satupun siswa/siswi yang
berani membangkang disekolah ini. Peraturannya sangat ketat. Siswa yang sengaja
tidak ikut upacara, harus berjemur dan hormat di depan tiang bendera selama KBM
berlangsung.
45 menit
berlalu, upacara telah selesai. siswa/siswi bergegas pergi kekelas
masing-masing. Di
jam 2-4 ini aku belajar matematika. Nama gurunya “sofriani” kami biasa
memanggilnya dengan panggian “ibu riri” Masih berusia sekitar 25 tahun. Cantik
dan ramah dengan semua murid.
Comments
Post a Comment