Skip to main content

Eni, Awal Mula

Aku adalah Ari, rahmad ari sandi. Blum bisa tidur karena satu pikiran, itu karena dia. Dia adalah   orang, hehehe | dia itu temen, temen tapi jauh, ya kerena gak pernah ketemu makanya jauh, padahal kalo bisa diukur dengan kecepatan cahaya mungkin gak sampai 1 detik udah sampek ke dia...|

      Dia anak sekolah, sekolahnya di SMA N 7 sarolangun. Nama lengkapnya “ENI SAPUTRI”. Maaf eni pake nama aslimu, kayaknya kita perlu deh membongkarnya, Karena  kalo lama-lama disembunyiin  bisa berA.B. bisa nyakitinn banyak orang, ya termasuk kita?? Kenapa?? Karena kita sayang kita masing2| Nanti kalo kedekatan kita ditutup2 terus. Lama2 tutupnya kena angin pulak, bisa membahagiakan kita. Eh maksudnya membahayakan kita. jadi karena mungkin kamu  gak akan kuat membukanya, biar aku saja yang membukanya..
    
Kita mulai..
Aku mengenalnya lewat aplikasi BBM, aplikasi yang katanya udah 100% milik Indonesia|ya di era modern seperti sekarang, kemudahan kemudahan untuk berkomuniksi di manjakan dengan berbagai macam platform sosial media| yaa dengan begitu aku mengenalnya, sosok perempuan yang sontak langsung akrab denganku, hanya lewat kali beberapa chatingan. Mungkin karena kami memiliki banyak kesamaan, yaa lewat bebrapa chatingan muncul. Mulai dari suka makan gorengan ketika pagi, sampe ke bidang yang serius, seperti menulis| yaa menulis adalah kebahagiaanku, aku suka menuis, menulis bagiku adalah cara terbaik mengabadikan moment2 indah maupun sedih| menulis juga menjadi hobinya, katanya dia suka buat kata-kata(semacam tulisan indah) kalo bahasa inggrisnya QOUTES, katanya untuk ngilangin suntuk ketika gak ada guru atau pas lagi di kost gak ada kerjaan.

Iyaa, dia anak indeKOST. Kostnya dekat dekat SMA N 7 itu, kira2 hanya berjarak 300m|kostnya juga dekat dengan tempat aku tinggal, cuman agak jauh berkali lipat dari cuman 300m itu, kira2 sekita 5 km(jauh) deket ahh..kalo pake motor.. hehehe|tapi benerkan kan gak sampe 1 detik kecepatan cahaya(1 detik cahaya kurang lebih 300.000km). sebenernya bisa aja ketemu dia, cuman katanya takut (Kok takut?). adalah sesorang di kostnya dia itu, Mantanku.. hehehe(kok ketawak)|bukan kerena mantanku dia takut, tapi karena mantanku itu teman deketnya(“RAHMA CHAIRIN NISA”) nama pangilannya “nisa”


Iyaaa aku kenal si “eni” dari dia(nisa) , ya sbenernya Cuma kenal2 aja. Maksudnya cuman tau2 klo itu yang namanya eni. Iyaa dari awal itulah aku mengenalnyaa,, (bersambung)

Comments

Popular posts from this blog

Doa dan Urusanku

bismillah.. assalamualaikum wr.wb selamat pagi semua.... sekarang hari senin, 27 februari 2017. sungguh pagi yang menyegarkan, embun pekat menyelimuti kota sarolangun. sepertinya akan cerah sekali hari ini, semoga. mengingat akhir-akhir ini hujan tak kunjung bosan mengguyur setiap jengkal tanah yang ada di sini. hari ini, aku akan melaksanakanUjian Kopetensi Keahlian (UKK). semoga saja apa yang sudah aku pelajari selama 3 tahun di SMK ini, dapat direalisasikan di Ujian ini. اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً “ Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa ” Ya Allah, permudahkanlah segala urusanku & diperlancarkan segala apa yang aku jalani hari ini, amin... sekiann... @rahmadarisandi

Kegelisahan di Akhir Masa SMA (END)

Akuu, namaku ari, sedang bernafas, sambil menulis dan mencoba mengingat  apa yang akan aku tulis disini, ini adalah ceritaku|sambil berfikir mengarahkan pandanganku ke sebelah kiri atas, nah aku ingat.. aku mau melanjutkan cerita tentang “Kegelisahan di Akhir Masa SMA”, lihat dan bacalah.. aku yakin, diantara kalian pasti pernah meraskan kegelisahan, yaa, inilah yang telah melanda hati dan pikiranku ketika aku memikirkannya, duluu waktu aku SMP aku juga pernah meraskan hal yang sama, tapi tak separah ini. Waktu itu pengetahuanku masih sangatlh sedikit tentang dunia luar, maksudku tentang dunia diluar duniaku di sini . Iyaa yang aku tau hanya sebatas Guruh Baru, itu nama desaku, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan|tempat dimana orang tuaku tinggal, dan tempat bagi diriku belajar banyak tentang apa itu sebuah kasih sayang. Dulu, aku tidak pernah keluar-keluar, bahkan ketika aku menginjak masa SMP dulu, pengetahuanku tentang dunia luar pun masih sangat minim. Itula

Tentang Ikhlas (Hai Agustus)

Aku tersenyum tatkala malam mengajakku bercanda. Ia mambawaku pada episode lama tentang kau dan aku yang dulu pernah menjalani kisah berdua. Kini, semua itu telah menjadi abu, seperti api yang telah membakar kayu. Ternyata ini tak seberat yang pernah aku bayangkan. Melupakanmu tak sesusah yang pernah aku pikirkan. Aku hanya perlu sedikit ruang jeda, kemudian mendengarkan pesan dari semesta melalui sela-sela malam. Setelah itu proses perenungan-perenungan yang memang kadang terasa menyebalkan. Dan setelah pintu keikhlasan perlahan terbuka. Boom.... Semua kembali seperti sedia kala. Aku tak perlu lagi memikirkanmu secara membabibuta. Aku tak perlu lagi mengingatmu sebagai rasa sakit yang pernah mendera dada. Karena mengingatmu sebagai hal yang pernah indah membuat dadaku terasa lebih lega. Sekarang, aku telah menjadikanmu pergi yang aku syukuri. Sebab dengan keputusanmu yang memilih hilang, aku menemukan banyak pelajaran hidup di sepanjang perjalanan mengikhlaskanmu. Aku juga menem