Skip to main content

"Sang Perintis Pendidikan Kaum wanita"

Assalamualaikum wr.wb...
Selamat..??? Sebenernya udah nggak pagi sih.
pada ngapain hari minggu gini? Paling kalo orang kantoran lagi jalan2, petani tetep pergi keladang,  tipe anak sekolah kaya aku gini, yang rajin beres2 rumah atau bagi yang kost lagi bere2 kos. Kalo yang mless paling masih molor akibat begadang nonton bola atau sekedar nongkrong cerita woro-wiri.

Oh iyaa sekarang tanggal 04 Desember kan?? Tau nggak ini hari lahirnya siapa?? Kalo yang tau diem aja yaa, karena aku yang mau jelasin disini, kalian cukup lihat dan senyum aja diem2. hehehe... senyum kok diem” sih. Emang petak umpet..(lho?).

Ini adalah hari lahirnya “Raden Dewi Sartika”, dia adalah seorang tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Yang mau tau biografinya  silahkan baca di https://id.wikipedia.org/wiki/Dewi_Sartika. kita patut berbanggga karena memiliki perempuan2 hebat seperti “Raden dewi sartika” di masa penjajahan dulu. Berkat rintisan Dia, pendidikan indonesia khususnya bagi kaum perempuan menjadi lebih baik.

dengan melihat biografinya, bisa dijadikan ajang untuk memotivasi diri kita sendiri. Membuat mimpi dan Mewujudkan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Ini bukan hanya untuk kaum wanita, tapi untuk seluruh rakyat Indonesia. Jika “Raden Dewi Sartika“ bisa, kenapa kita tidak. Dulu padahal dia dihalangi oleh penjajah untuk mewujudkan rintisannya. Mengapa kita yang sekarang tinggal belajar dengan kemudahan kemudahan yang diberikan oleh Negara, seperti sekolah gratis hinga 12 tahun. Hingga beasiswa untuk masuk keperguruan tinggi, dengan segala kemudahan itupun kita masih susah buat bermimpi. Aduhhh,,, bagai mana kita mau mencerdaskan kehidupan bangsa? Bahkan untuk memulai saja kita sudah malas.

Ayo kawan-kawan, marilah kita bermimpi, sama2 mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Kalau bukan kita siapa  lagi?? 

udahan yaa, selamat menjalankan aktifitas kembali...Wassalamualaikum wr.wb

Comments

Popular posts from this blog

Doa dan Urusanku

bismillah.. assalamualaikum wr.wb selamat pagi semua.... sekarang hari senin, 27 februari 2017. sungguh pagi yang menyegarkan, embun pekat menyelimuti kota sarolangun. sepertinya akan cerah sekali hari ini, semoga. mengingat akhir-akhir ini hujan tak kunjung bosan mengguyur setiap jengkal tanah yang ada di sini. hari ini, aku akan melaksanakanUjian Kopetensi Keahlian (UKK). semoga saja apa yang sudah aku pelajari selama 3 tahun di SMK ini, dapat direalisasikan di Ujian ini. اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً “ Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa ” Ya Allah, permudahkanlah segala urusanku & diperlancarkan segala apa yang aku jalani hari ini, amin... sekiann... @rahmadarisandi

Kegelisahan di Akhir Masa SMA (END)

Akuu, namaku ari, sedang bernafas, sambil menulis dan mencoba mengingat  apa yang akan aku tulis disini, ini adalah ceritaku|sambil berfikir mengarahkan pandanganku ke sebelah kiri atas, nah aku ingat.. aku mau melanjutkan cerita tentang “Kegelisahan di Akhir Masa SMA”, lihat dan bacalah.. aku yakin, diantara kalian pasti pernah meraskan kegelisahan, yaa, inilah yang telah melanda hati dan pikiranku ketika aku memikirkannya, duluu waktu aku SMP aku juga pernah meraskan hal yang sama, tapi tak separah ini. Waktu itu pengetahuanku masih sangatlh sedikit tentang dunia luar, maksudku tentang dunia diluar duniaku di sini . Iyaa yang aku tau hanya sebatas Guruh Baru, itu nama desaku, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan|tempat dimana orang tuaku tinggal, dan tempat bagi diriku belajar banyak tentang apa itu sebuah kasih sayang. Dulu, aku tidak pernah keluar-keluar, bahkan ketika aku menginjak masa SMP dulu, pengetahuanku tentang dunia luar pun masih sangat minim. Itula

Tentang Ikhlas (Hai Agustus)

Aku tersenyum tatkala malam mengajakku bercanda. Ia mambawaku pada episode lama tentang kau dan aku yang dulu pernah menjalani kisah berdua. Kini, semua itu telah menjadi abu, seperti api yang telah membakar kayu. Ternyata ini tak seberat yang pernah aku bayangkan. Melupakanmu tak sesusah yang pernah aku pikirkan. Aku hanya perlu sedikit ruang jeda, kemudian mendengarkan pesan dari semesta melalui sela-sela malam. Setelah itu proses perenungan-perenungan yang memang kadang terasa menyebalkan. Dan setelah pintu keikhlasan perlahan terbuka. Boom.... Semua kembali seperti sedia kala. Aku tak perlu lagi memikirkanmu secara membabibuta. Aku tak perlu lagi mengingatmu sebagai rasa sakit yang pernah mendera dada. Karena mengingatmu sebagai hal yang pernah indah membuat dadaku terasa lebih lega. Sekarang, aku telah menjadikanmu pergi yang aku syukuri. Sebab dengan keputusanmu yang memilih hilang, aku menemukan banyak pelajaran hidup di sepanjang perjalanan mengikhlaskanmu. Aku juga menem