Skip to main content

Kegelisahan di Akhir Masa SMA (END)

Akuu, namaku ari, sedang bernafas, sambil menulis dan mencoba mengingat  apa yang akan aku tulis disini, ini adalah ceritaku|sambil berfikir mengarahkan pandanganku ke sebelah kiri atas, nah aku ingat.. aku mau melanjutkan cerita tentang “Kegelisahan di Akhir Masa SMA”,

lihat dan bacalah..

aku yakin, diantara kalian pasti pernah meraskan kegelisahan, yaa, inilah yang telah melanda hati dan pikiranku ketika aku memikirkannya, duluu waktu aku SMP aku juga pernah meraskan hal yang sama, tapi tak separah ini. Waktu itu pengetahuanku masih sangatlh sedikit tentang dunia luar, maksudku tentang dunia diluar duniaku di sini . Iyaa yang aku tau hanya sebatas Guruh Baru, itu nama desaku, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan|tempat dimana orang tuaku tinggal, dan tempat bagi diriku belajar banyak tentang apa itu sebuah kasih sayang.


Dulu, aku tidak pernah keluar-keluar, bahkan ketika aku menginjak masa SMP dulu, pengetahuanku tentang dunia luar pun masih sangat minim. Itulah yang dulu membuatku terdampar di SMKN 1 Sarolangun|tempat yang sebenarnya tak aku ingin, yaa dulu memang aku tertarik dengan SMK, tapi bukan SMK 1 yang aku mau.  hmm tapi yaa mau gimana lagi, aku tak bisa menyesalinya, Aku tak bisa menariknya mundur  karena itulah sebuah keputusan, itulah waktu|


Dulu awal mula aku bisa terdampar disini adalah oleh sebab temanku yang mengajakku sekolah disini, yaa aku ikuti saja kemauannya|kenapa aku mau? Ya dulu, waktu pendaftaran sekolah sudah hampir habis, dan aku belum kunjung menemukan sekolah yang akan  aku tempati(sekolahi). aku bisa bilang mau sebeb sekolahnya katanya di sarolangun. Aku senang, karena bisa sekolah di kota kecil itu, tapi setelah aku diajak daftar? Alangkah terkejutknya. Sekolahnya ternyata cukup jauh dari pusat kota sarolangun, sekitar 20 km. Ahh aku kecewaa.


Sebenarnya dulu itu aku ingin pulang dak tak ingin daftar disitu, tapi aku gak enak dengan orang yang sudah mengantarku|sudah jauh2 tapi gak jadi, pasti dia sangat kecewa jika waktu itu aku tiba-tiba bilang ingin membatalkannya.


Setelah proses pendaftaran selesai, aku bergegas pergi dari situ, dan mencari tempat kost, aku ikuti saja orang yang mengantarku mendaftar itu, sampai akhirnya aku menemukan tempat  kost yg tidak jauh dari sekolah|dan setelah kelar semua Kmudian aku pulang dan berlalu dari tempat itu.
Beberapa minggu kemudian,,,Waktu sekolah telah tiba disitu aku dapati tempat baru, teman baru, sekolah baru, dan masih banyak yang baru-baru lainnya.


6 bulan kemudian....


1 semester telah berlalu, rasanya sebentar sekali waktu berjalan kala itu, hingga pembagian laporan hasil belajar-pun kutrima, aku buka perlahan, setelah melihatnya aku aku tersenyum, “alhamdulillah aku dapat peringkat pertama” gumamku dalam hati, terimakasih YaAllah ucapku. Orang tuaku turut bangga kepadaku, ketika aku sampaikan kemereka dan mereka melihat sendiri di buku laporan belajar itu.


Aku memang senang,, tapii dalam hati terdalamku msih berfikir!! aku tak ingin disini, aku ingin pindah dari sini.


Tapii?? Kata orang tuaku jangan|sudah terlanjur katanya,, selesaikan saja sampe habis(lulus) lanjutnya, sambil menangkanku yang masih dalam keadaan tertekan.


Setelah kejadian itu, aku tetap melanjutkan sekolahku disini, Di SMK 1 ini,, Aku memang menemukan kenyamanan di sini, teman-teman yang baik, guru-guru yang baik, iyaa aku menemukan itu| tapi aku aku tak menemukan tempat  untuk mengekspresikan pikiranku, hobiku, keinginanku. Iyaa aku tertekan, tertekan oleh keadaan dimana aku harus melakukan tindakan yang kalau boleh jujur aku tak ingin melakukannya.


Disisi lain, aku berfikir... yasudahlah, ikuti saja apa yang sudah terjadi, aku tak ingin mengungkit-ungkit itu, malah yang kalau terus difikirkan akan menjadi beban pikiran, toh ini juga tinggal beberapa bulan lagi aku akan bebas dari tekanan itu, sekarang aku ingin fokus belajar, mendapat nilai yang bagus, dan melanjutkan ke jenjang selanjutnya, tentunya dengan pilihanku sendiri. Mudah mudahan kali ini aku tidak akan salah pilih, mudah-mudahan aku menemukan kenyamananku, menemukan tempat untuk mengekspresikan hobiku.


Yaa aku harus segera menentukan pilihanku, aku harus bisa menemukannya, aku tidak ingin menunda-nunda waktunya, karena berdebat dengn waktu hanya akan membuat kesempatanku berkurang.
Bismilah, aku siap memiih..

(sekian)...

Comments

Popular posts from this blog

Doa dan Urusanku

bismillah.. assalamualaikum wr.wb selamat pagi semua.... sekarang hari senin, 27 februari 2017. sungguh pagi yang menyegarkan, embun pekat menyelimuti kota sarolangun. sepertinya akan cerah sekali hari ini, semoga. mengingat akhir-akhir ini hujan tak kunjung bosan mengguyur setiap jengkal tanah yang ada di sini. hari ini, aku akan melaksanakanUjian Kopetensi Keahlian (UKK). semoga saja apa yang sudah aku pelajari selama 3 tahun di SMK ini, dapat direalisasikan di Ujian ini. اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً “ Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa ” Ya Allah, permudahkanlah segala urusanku & diperlancarkan segala apa yang aku jalani hari ini, amin... sekiann... @rahmadarisandi

Tentang Ikhlas (Hai Agustus)

Aku tersenyum tatkala malam mengajakku bercanda. Ia mambawaku pada episode lama tentang kau dan aku yang dulu pernah menjalani kisah berdua. Kini, semua itu telah menjadi abu, seperti api yang telah membakar kayu. Ternyata ini tak seberat yang pernah aku bayangkan. Melupakanmu tak sesusah yang pernah aku pikirkan. Aku hanya perlu sedikit ruang jeda, kemudian mendengarkan pesan dari semesta melalui sela-sela malam. Setelah itu proses perenungan-perenungan yang memang kadang terasa menyebalkan. Dan setelah pintu keikhlasan perlahan terbuka. Boom.... Semua kembali seperti sedia kala. Aku tak perlu lagi memikirkanmu secara membabibuta. Aku tak perlu lagi mengingatmu sebagai rasa sakit yang pernah mendera dada. Karena mengingatmu sebagai hal yang pernah indah membuat dadaku terasa lebih lega. Sekarang, aku telah menjadikanmu pergi yang aku syukuri. Sebab dengan keputusanmu yang memilih hilang, aku menemukan banyak pelajaran hidup di sepanjang perjalanan mengikhlaskanmu. Aku juga menem