Skip to main content

Nulis Aja

Haii, aku “rahmad ari sandi”. Lagi dengerin musik, hobi yang menyenangkan sih bautku. Alan walker “faded” kaliamat yang paling bisa aku inget dilagu itu adalah “where are you now” dan I’m faded”| Yaa karena kata yang aku bisa cerna cuman itu, gak jago bahasa inggris.


Sekarang Mau nulis, karena gak ada yang bisa dilakuin menjelang maghrib gini. dari pada melakukan kegiatan yang gak bermanfaat, kan mending nulis. Ok, read only..


Aku gak tau tulisan ini bakal mengarah kemana, mungkin akan aku beri judul “nulis aja”|entah mengapa nulis bagiku adalah hal yang menyenangkan, ya mungkin diawali oleh selera membacaku yang sangat tinggi, aku memang suka membaca dari kecil(mungkin ya). Aku masih ingat salah satu dongeng yang aku baca ketika kelas 3 SD judulnya “TOBURU”, yang mengajar bahasa indonesia sipalah yaa dulu itu, sudah lupa aku, yang jelas bapak-bapak|Bapak itu menyuruh kami sekelas untuk menceritakan kembali dongeng itu didepan kelas dengan bahasa kami sendiri-sendiri. Kalo gak salah dulu ceritanya begini ceritanya..
“TOBURU”
Toburu adalah seorang perantauan,
Toburu berasal dari sulawesi, pekerjaan toburu adaalah mencari buah dihutan.
Suatu hari, toburu pergi kehutan untuk mencari buah,
tibalah iya disatu pohon yang berbuah sangat banyak. Kemudia ia memanjatnya, dan dengan perlahan ia memetik buah tersebut dengan hati-hati. Setelah beberapa menit,
tak terasa keranjang buah yang dibawanya sudah hampir penuh. Ketika sudah penuh toburu pun turun dari pohon itu dan bergegas untuk kembali kedesa.
Tapi,, ketika di perjalanan, toburu bertemu dengan sekelompok  orang yang tak dikenal,
Mereka dengan paksa merampas buah yang dibawa toburu, dengan perasaan takut,
Toburu-pun memberikan buah itu seluruhnya ke mereka.
Setelah itu, toburu pun berjalan lagi dengan keadaan yang masih dalam rasa takut.
Toburu terus berjalan melewati jalan itu, ia tidak fokus memerhatikan jalan, hingga bebrapa ratus meter kemudian  ia sadar bahwa ia telah tersesat, ia masuk jauh kedalam hutan, toburu pun bingung. Ia tidak tau mau minta tolong dengan siapa, karena tak mungkin ada yang bisa menolongnya.
Dengan lemas, ia duduk menyandar di salah satu pohon besar, hendak istirahat dan  tidur sejenak buat menenangkan diri|seketika itu juga  tib-tiba ia mendengar dari balik semak ada seekor harimau menguam , waooooorrrggghhh..!
Sontak, toburu kagek, ia semakin cemas, ia mendengar harimau itu semakin dekat. Dengan tanpa pikir panjang, toburu berlari sekuat tenaga, tanpa basa basi  ia mamanjat salah satu pohon berbatang pendek yang mempunyai banyak cabang. Ia memanjatnya dengan tak menengok kebawah(ia ketakutan). Toburu berdoa pada Tuhan untuk meminta pertolongan. Dan benar, ketika harimau itu sudah mendekat, pohon yang dipanjat toburu jadi bertambah tinggi, harmau yang tepat dibawah pohon itupun kemudian lari, mungkin disebebkan pohon yng bertambah tinggi,
Toburu selamat. Kemudian ia turun dan mencoba mencari jalan pulang.
End..
(sumber ; buku bahasa indonesia kelas 3 sd)



Entah benar atau salah itulah cerita yang masih aku ingat hingga kini, gak tau kenapa?? Mungkin karena itu adalah dongeng yang pertama kali bisa aku baca sendiri.


Sekarang, aku ingin fokus, aku ingin fokus belajar. Supaya kelak waktu ujian akhir mendapat nilai yang memuaskan, kemudian bisa masuk ke perguruan tinggi yang aku iginkan(amiin). Sama seperti yang aku bilang sebelumnya, aku belum tau mau kemana, belum bisa memilih ke 1 tujuan, masih dipenuhi kebimbangan dan kegelisahan|tapi cepat atau lambat, aku perlu memilih, aku perlu berusahan semampuku, supaya tidak terdampar ke tempat yang aku tak ingin.
Apakah diantara kalian juga ada yang merasakan hal yang sama? Tapi,, kurasa ada..


Tak terasa sudah jam 08.00 sekarang, sudah lebih dari 2 jam aku menulis ini, ya karena tdi aku lagi nonton pertandingan Indonesia vs Thailand (babak pertama), sebenarnya tulisan ini sudah dari tadi selesai, tapi aku baru mengirimnya sekaraang.

Satu lagi,, doakan semoga indonesia menang ya, semoga ada mukjizat yang mengantarkan indonesia juara AFF untuk pertama kalinya.. aminn..

Sekiann....



Comments

Popular posts from this blog

Doa dan Urusanku

bismillah.. assalamualaikum wr.wb selamat pagi semua.... sekarang hari senin, 27 februari 2017. sungguh pagi yang menyegarkan, embun pekat menyelimuti kota sarolangun. sepertinya akan cerah sekali hari ini, semoga. mengingat akhir-akhir ini hujan tak kunjung bosan mengguyur setiap jengkal tanah yang ada di sini. hari ini, aku akan melaksanakanUjian Kopetensi Keahlian (UKK). semoga saja apa yang sudah aku pelajari selama 3 tahun di SMK ini, dapat direalisasikan di Ujian ini. اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً “ Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa ” Ya Allah, permudahkanlah segala urusanku & diperlancarkan segala apa yang aku jalani hari ini, amin... sekiann... @rahmadarisandi

Kegelisahan di Akhir Masa SMA (END)

Akuu, namaku ari, sedang bernafas, sambil menulis dan mencoba mengingat  apa yang akan aku tulis disini, ini adalah ceritaku|sambil berfikir mengarahkan pandanganku ke sebelah kiri atas, nah aku ingat.. aku mau melanjutkan cerita tentang “Kegelisahan di Akhir Masa SMA”, lihat dan bacalah.. aku yakin, diantara kalian pasti pernah meraskan kegelisahan, yaa, inilah yang telah melanda hati dan pikiranku ketika aku memikirkannya, duluu waktu aku SMP aku juga pernah meraskan hal yang sama, tapi tak separah ini. Waktu itu pengetahuanku masih sangatlh sedikit tentang dunia luar, maksudku tentang dunia diluar duniaku di sini . Iyaa yang aku tau hanya sebatas Guruh Baru, itu nama desaku, tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan|tempat dimana orang tuaku tinggal, dan tempat bagi diriku belajar banyak tentang apa itu sebuah kasih sayang. Dulu, aku tidak pernah keluar-keluar, bahkan ketika aku menginjak masa SMP dulu, pengetahuanku tentang dunia luar pun masih sangat minim. Itula

Tentang Ikhlas (Hai Agustus)

Aku tersenyum tatkala malam mengajakku bercanda. Ia mambawaku pada episode lama tentang kau dan aku yang dulu pernah menjalani kisah berdua. Kini, semua itu telah menjadi abu, seperti api yang telah membakar kayu. Ternyata ini tak seberat yang pernah aku bayangkan. Melupakanmu tak sesusah yang pernah aku pikirkan. Aku hanya perlu sedikit ruang jeda, kemudian mendengarkan pesan dari semesta melalui sela-sela malam. Setelah itu proses perenungan-perenungan yang memang kadang terasa menyebalkan. Dan setelah pintu keikhlasan perlahan terbuka. Boom.... Semua kembali seperti sedia kala. Aku tak perlu lagi memikirkanmu secara membabibuta. Aku tak perlu lagi mengingatmu sebagai rasa sakit yang pernah mendera dada. Karena mengingatmu sebagai hal yang pernah indah membuat dadaku terasa lebih lega. Sekarang, aku telah menjadikanmu pergi yang aku syukuri. Sebab dengan keputusanmu yang memilih hilang, aku menemukan banyak pelajaran hidup di sepanjang perjalanan mengikhlaskanmu. Aku juga menem