Skip to main content

Kutipan Novel "Dilan,Dia Adalah Dilanku. 1990"

       Haii lagii, sekarang pukul aku, hee,, seriuss.. |maksudnya sekarang sudah pukul 01.23, waktu berjalan begitu cepat, hingga aku tak sadar sekarang sudah memasuki hari minggu. Aku sendiri belum tidur karena gak punya tepat buat tidur, dari tadi aku hanya duduk sambil membaca novel. Judulnya “Milea, Suara Dari Dilan”| novel keren karya penulis senior, panggilan akrabnya “Ayah”, nama aslinya Pidi Baiq, salah satu penulis yang aku sukai. Aku mengenalnya lewat Novel “dilan, dia adalah dilanku 1990”. isinya tentang kisah Cinta “Milea dan Dilan”. Cari di gramedia atau toko buku terdekat| kalo kalau kalian sudah baca pasti akan bilang bagus, nantilah aku kasih sedikit kutipan dinovel itu. Atau sekarang sajalh..
Aku hanya akan menulis beberapa saja disini.

 1.
Milea, kamu cantik, tetapi aku belum mencintaimu,
gak tau kalau sore,
tunggu aja..
      -dilan.

2.
Bolehkan aku berpendapat?
Ini tentang dia yang ada dibumi,
Ketika tuhan menciptakan dirinya,
Kukira dia ada maksud mau pamer
-dilan

3.
Kalau aku jadi presiden yang harus
Mencintai rakyatnya, aduh,
Maaf, aku tidak bisa karena aku
Cuma suka kamu
-dilan

4.
PR-ku adalah merindukanmu, lebih
Kuat dari matematika. Lebih luas dari
Fisika. Lebih keras dari biologi
-dilan

5.
Nanti kalau kamu mau tidur, percayalah
Aku sedang mengucapkan selamat tidur dari
Jauh, kamu gak akan denger
-dilan

       Okee itu sedikit kutipan yang aku punya, sisanya kamu cari sendiri dinovelnya, aku bukan mau promosi, aku cuman pengen berbagi pengalaman setelah membacanya.

Dan kini sudah 1 jam aku menulis, rasa ngantuk sudah tidak ada lagi|gak tau entah mengapa, dan entah sejak kapan aku mulai nyaman dengan kegiatan menulis ini. Ini seperti mainan baru yang rasanya selalu ingin aku mainkan setiap ada waktu. Hal baru ini begitu menyenangkan, dan gak tau sampe kapan akan terus begini.




Sekian..

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran