Aku pernah kecewa, oleh prahara kehidupan yang rumit bagai teka-teki. Ia mencibirku hingga paling hina, menertawakan ketidakmampuanku menopang beratnya luka. Aku tersungkur, jatuh lagi, hingga hampir mati.
Dan, kemudian. Setunas sesak tumbuh subur di pelataran hatiku. Di ikuti, tunas-tunas yang lain. Membuat perasaan sesak berserakan. Menjadikan pikiran, kelu tak terelakkan. Bahkan, aroma kopi, tak mampu untuk menetralisirkannya selama beberapa hari.
Hingga akhirnya. Titik terang menyinari langkah kaki. Menunjukan jalan lebih luas dengan jalur yang lebih bagus. Akupun mulai sadar; bahwa setiap jatuh, selalu menciptakan kata bangkit di sela-selanya. Dan itu fakta, bagi orang2 yang mau berusaha.
Rahmad Arisandi | 09/03/2018
Comments
Post a Comment