Luka sebab kepergianmu kini telah raib. Ia telah di telan waktu. Hilang di telan malam-malam penuh sedu. Tak ada lagi perasaan menyakitkan yang tinggal dalam dada. Dan kata ikhlas sudah sepenuhnya memenuhi ruang-ruang hati.
Tapi, kini senja jadi kurang menyenangkan di nikmati. Sunyi tak lagi semenyenangkan dulu. Malam tak sedingin di hari lalu. Sebab, luka tak lagi menjadi puisi, dan musik sedu tak lagi jadi teman ngopi menyenangkan.
Aku kembali di fase dimana semua terasa biasa-biasa saja. Bahkan, tentangmu yang pernah sangat menyakitkan, sekarang terasa hambar dan tak lagi bisa di nikmati dengan secangkir kopi. Luka memang tidak menyenangkan, tapi tidak semua luka itu menterpurukkan.
Rahmad Arisandi | 11/03/2018
Comments
Post a Comment