Skip to main content

Daily Journal || Rasa Sakit

Kenangan
Waktu yang terus berjalan, semua hal yang akan menjadi kenangan setiap detiknya. Otak manusia akan menyimpan kenangan itu tanpa di minta. Mungkin kalau bisa request, setiap orang tidak mau menyimpan kenangan yang menyakitkan itu. Tapi itu tidak akan bisa, sebab sistem kerja otak itu sudah diatur oleh sang pencipta, manusia tidak akan bisa merubah system itu. Siapapun pasti akan merasakan apa yang di sebut hal manyakitkan itu. Karena ini masuk kedalam konsep keseimbangan yang berlaku di dunia ini. Seperti halnya siang dan malam, langit dan bumi, api dan air, dan masih banyak lagi. Di samping itu,  Menurutku Tuhan sengaja turunkan rasa sakit pada manusia agar bisa belajar untuk memperbaiki diri, lagi dan lagi.

Kenapa melalui rasa sakit? Sebab manusia itu punya sifat yang menyebalkan. Maunya menang sendiri. Udah dapat yang di inginkan, masih saja ingin mendapatkan hal-hal lain yang di inginkan. “Ngelunjak” kalau dalam bahasa gampangnya. Nah itulah kenapa Tuhan mengirim rasa sakit ke hati manusia, untuk membuat manusia itu sadar, bahwa kita harus tetap selalu berpuas diri. Jika manusia punya keinginan pasti dengan cara apapun akan di lakukan. Bahkan beberapa orang melakukannya dengan cara yang licik. Dan kemudian “Karma” datang sebagai peringatan.

Waktu yang terus berjalan, dan hal yang akan menjadi kenangan setiap detiknya. Semoga bisa menjadi bahan pelajaran untuk kita. Bahan pelajaran untuk menjalani kehidupan yang lebih baik di depan sana. Memang tidak menuntut kemungkinan kita akan melakukan kesalahan yang sama. Sebab kadang rasa lupa atau kekhilafan adalah kodrat manusia. Yang terpenting, kita harus terus berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, lagi dan lagi.


-Cakrawala

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran