Ada bagian dari diriku yang turut hilang ketika kau sudah tak lagi berada di sisiku. Di bagian lain ada bagian dari diriku yang turut lega juga, ketika kau memilih untuk pergi.
Kau, yang dulu. Dulu sekali. Orang yang paling aku utamakan. Ternyata tidak lebih dari seorang yang hanya hadir hanya untuk mengukir kenangan. Kau tercipta untuk membuatku belajar. Belajar merelakan, bahwa tidak semua yang membuat nyaman diri, bisa menetap hingga ujung hari.
Manis. Kisah manis bersamamu tak akan ku lupakan. Luka? Luka yang kau beri akan tetap ku ingat sampai suatu saat nanti. Bukan tak ingin merelakanmu, tapi justru aku sudah belajar menjadi dewasa. Dewasa dalam menyikapi setiap kejadian demi kejadian yang terus hadir di hidupku. Sesakit apapun, akan ku terima dengan lapang dada. Kenangan indah. Biarlah itu menjadi bumbu penyedap untuk menyeimbanngkan rasa sakit. Aku juga tidak akan berlarut dalam rasa bahagia. Aku akan siap siaga jika tiba-tiba hal buruk menimpa.
Terimakasih. Akhir tahun ini, aku ingin banyak berterimakasih. Tak terkecuali kamu. Kamu yang dulu aku cintai dengan sepenuh hati. Kini, tak lebih dari seorang teman biasa. Iya, aku menganggapmu teman. Meskipun kamu mungkin tidak. Yang jelas, aku hanya ingin berterimakasih. Berkatmu juga aku bisa sekuat dan setangguh ini. Meski tidak benar-benar setangguh baja.
-Cakrawala
Comments
Post a Comment