Setelah ini mau kemana?
Kuliah atau kerja? Kuliah saja. Kerja saja dulu. Cari pengalaman saja dulu. Merantau
saja. Kuliah saja, kan udah di terima.
Pertanyaan dan
pernyaatan macam itu pernah berseliweran di telingaku, bahkan hingga sekarang. Itulah
akhirnya yang membuat aku jadi penuh keraguan. Iyaa hingga kini juga masih. Aku
juga manusia, telingaku Alhamdulillah masih dapat mendengar dengan baik. Bagaimana
aku mau mengabaikan pertanyaan atau pernyataan orang lain, jika pertanyaan it
uterus-terusan di senandungkan. Sumpah, rasanya terus di kelilingi dengan hal
macam itu tidak enak sama sekali. Aku bingung harus bersikap sepeti apa, aku
bahkan tidak bisa menjadi diriku sendiri. Aku seperti kehilangan kendali atas
pikiranku. Pikiranku membawaku pada dimensi-dimensi yang tidak aku sukai. Sangat
tidak aku sukai.
Beberapa waktu lalu,
aku sempat tenang sebentar. Namun, semakin kesini, aku menemukan lagi titik
keraguan. Apa yang sebanarnya aku
inginkan? Benarkah ini Cuma ambisiku saja? ataukah benar ini apa yang aku mau?
Entahlah. Rasanya susah sekali mendefenisikan perasaan ini. Cita-citaku tetap
sama. Namun, aku bingung harus memilih jalan yang mana. Bukan apa-apa. Aku
takut nanti orang lain jadi berspekulasi yang buruk tentang diriku. Ahh,
bukannya setiap orang juga begitu. Suka menjelek-jelakkan orang lain di
belakangnya.
Benar juga ya…
Tapi aku masih bingung
sumpah! bagiku tidak apa-apalah di hina dan di caci. Tapi bagaimana jika
mereka-mereka sampai menjelak-jelakkan orang tuaku. Eh, anaknya si ini begini. Atau,
bisanya hanya menghabiskan orang tua saja, dasar!. Jujur aku takut nanti orang
tuaku jadi bahan pembicaraan orang lain.
Aku takut mengecewakan
mereka. Namun, disisi lain, jika aku tetap disini aku tidak akan tau kondisi
mereka di sana bagaimana, aku tidak akan tau persisi bagaimana mereka
mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhanku. Memang sih, aku selalu membantu
mereka bekerja jika aku sedang dirumah. Dan jujur, itu bukanlah pekerjaan yang
mudah. Untuk dulu memang sih, dengan pekerjaan itu mereka bisa memenuhi
kebetuhan kami anak-anaknya. Tapi sekarang, aku semakin jauh. Dan kebutuhan
mereka kan bukan cuma memberiku nafkah. Masih banyak kebutuhan-kebutuhan yang
lebih banyak di rumah sana. Bagaimana jika nanti mereka harus berhutang, atau
menjual barang-barang berharga mereka demi mencukupi kebutuhanku disini. Dan aku
tidak tau. Jujur aku jadi ragu kalau harus bertahan disini. Dan Jujur, hatiku
masih ingin di sana. Berat meninggalkan orang tua. Aku takut, jika mereka
sakit, atau mereka membutuhkan bantuanku, aku tidak bisa melakukan apa-apa dari
sini. Aku takut, jujur aku takut.
-Cakrawala
Comments
Post a Comment