Skip to main content

Daily Journal || Bertahan atau Pulang (Ketika Hati Nurani di Uji)

Setelah ini mau kemana? Kuliah atau kerja? Kuliah saja. Kerja saja dulu. Cari pengalaman saja dulu. Merantau saja. Kuliah saja, kan udah di terima.

Pertanyaan dan pernyaatan macam itu pernah berseliweran di telingaku, bahkan hingga sekarang. Itulah akhirnya yang membuat aku jadi penuh keraguan. Iyaa hingga kini juga masih. Aku juga manusia, telingaku Alhamdulillah masih dapat mendengar dengan baik. Bagaimana aku mau mengabaikan pertanyaan atau pernyataan orang lain, jika pertanyaan it uterus-terusan di senandungkan. Sumpah, rasanya terus di kelilingi dengan hal macam itu tidak enak sama sekali. Aku bingung harus bersikap sepeti apa, aku bahkan tidak bisa menjadi diriku sendiri. Aku seperti kehilangan kendali atas pikiranku. Pikiranku membawaku pada dimensi-dimensi yang tidak aku sukai. Sangat tidak aku sukai.

Beberapa waktu lalu, aku sempat tenang sebentar. Namun, semakin kesini, aku menemukan lagi titik keraguan. Apa  yang sebanarnya aku inginkan? Benarkah ini Cuma ambisiku saja? ataukah benar ini apa yang aku mau? Entahlah. Rasanya susah sekali mendefenisikan perasaan ini. Cita-citaku tetap sama. Namun, aku bingung harus memilih jalan yang mana. Bukan apa-apa. Aku takut nanti orang lain jadi berspekulasi yang buruk tentang diriku. Ahh, bukannya setiap orang juga begitu. Suka menjelek-jelakkan orang lain di belakangnya.

Benar juga ya…
Tapi aku masih bingung sumpah! bagiku tidak apa-apalah di hina dan di caci. Tapi bagaimana jika mereka-mereka sampai menjelak-jelakkan orang tuaku. Eh, anaknya si ini begini. Atau, bisanya hanya menghabiskan orang tua saja, dasar!. Jujur aku takut nanti orang tuaku jadi bahan pembicaraan orang lain.

Aku takut mengecewakan mereka. Namun, disisi lain, jika aku tetap disini aku tidak akan tau kondisi mereka di sana bagaimana, aku tidak akan tau persisi bagaimana mereka mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhanku. Memang sih, aku selalu membantu mereka bekerja jika aku sedang dirumah. Dan jujur, itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk dulu memang sih, dengan pekerjaan itu mereka bisa memenuhi kebetuhan kami anak-anaknya. Tapi sekarang, aku semakin jauh. Dan kebutuhan mereka kan bukan cuma memberiku nafkah. Masih banyak kebutuhan-kebutuhan yang lebih banyak di rumah sana. Bagaimana jika nanti mereka harus berhutang, atau menjual barang-barang berharga mereka demi mencukupi kebutuhanku disini. Dan aku tidak tau. Jujur aku jadi ragu kalau harus bertahan disini. Dan Jujur, hatiku masih ingin di sana. Berat meninggalkan orang tua. Aku takut, jika mereka sakit, atau mereka membutuhkan bantuanku, aku tidak bisa melakukan apa-apa dari sini. Aku takut, jujur aku takut.


-Cakrawala

Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran