Dan entah apa. Kini ada
sekelumit rasa yang kembali muncul di hati. Perasaan yang dulu pernah hampir sebesar
duniaku. Dia yang pernah aku anggap sebagai semesta, kini tidak lebih dari orang
lain yang terlihat sangat asing. Wajahnya tidak lagi mampu membuat getaran
konstan di jantung menjadi lebih kencang. Senyumnya tidak lagi mampu membuat
kaki terasa susah berdiri. Yang ada sekarang semua rasa itu telah
bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang indah. Sekali ku lihat, aku akan langsung
tersenyum dalam sebaris keikhlasan. Merelakan tidak perlu terlalu serius, nanti
pusing. Apa lagi kamu memerlukan 5 tahap untuk benar-benar bisa melepaskan
perasaan. Iya 5 tahap. Belum pernah dengarkah 5 tahap kehilangan? Mungkin sekali-sekali
kau perlu lebih memanfaatkanlah gatgetmu untuk mencari informasi.
Iy, benar. Merelakan tidak
usah di fikirkan terlalu mendalam. Pada akhirnya, kau malah akan semakin susah
melepaskan perasaan. Perasaan biarlah mengalir seperti air. Biarlah terhempas
seperti udara. Biarlah terinjak seperti bumi. Biarlah berkobar seperti api. Biarkan
ia melewati tahap demi tahap yang akan di lewatinya. Jangan di paksakan dengan
rencanamu sendiri. Bekerja samalah dengan dunia sekitar. Biarlah ia turut
membantumu untuk merelakannya. Yang perlu kau lakukan adalah tetap menjalani
harimu seperti biasanya. Meski sesekali murung, tidak apa itu wajar. Semua manusia
pernah punya beban, dan salah satu melegakan beban adalah dengan sedikit
malas-malasan. Tapi bukan berarti malas-malasan itu baik. Malaslah sewajarnya,
sesuai porsi yang kira-kira tidak membuatmu tertinggal.
Prihal melupakan. Satu
jurus yang harus tetap kau terapkan, selalu percaya pada semesta. Lihat lah
cermin, wajahmu yang sedu, wajahmu yang murung itu, nanti pasti akan kembali. Percayalah,
semesta punya sesuatu yang lebih baik di depan sana. Kau hanya perlu bersabar
dan kuat dengan segala ujian dan cobaan yang di berikanNya. Apa yang dulu hanya
bisa kau bayangkan. Nanti akan ada saatnya semua bisa kau lihat hasilnya secara
realita.
Kuncinya sudah kau
dapatkan, lalu kau akan tetap berdiam atau mencoba membuka gembok takdir itu. Takdir
bisa di rubah kapan saja. Kecuali kematian. Semua, asal kau berusaha dan
percaya diri. Simpan segala keberhasilan itu dalam hati. Karena hati tidak
pernah berbohong, kecuali kau pernah membuka ruangnya dan membiarkan virus
menyebar. Jangan mengganggamnya di tangan. Di tangan terlalu biasa, bisa lepas
kapan saja. Sekali lagi, simpanlah kunci rahasia itu di hati. Kau akan bisa melewati segala luka dan rasa kecewa dengan lapang dada.
-Cakrawala
Comments
Post a Comment