Skip to main content

Daily Journal || Prihal Merelakan

Dan entah apa. Kini ada sekelumit rasa yang kembali muncul di hati. Perasaan yang dulu pernah hampir sebesar duniaku. Dia yang pernah aku anggap sebagai semesta, kini tidak lebih dari orang lain yang terlihat sangat asing. Wajahnya tidak lagi mampu membuat getaran konstan di jantung menjadi lebih kencang. Senyumnya tidak lagi mampu membuat kaki terasa susah berdiri. Yang ada sekarang semua rasa itu telah bermetamorfosa menjadi kupu-kupu yang indah. Sekali ku lihat, aku akan langsung tersenyum dalam sebaris keikhlasan. Merelakan tidak perlu terlalu serius, nanti pusing. Apa lagi kamu memerlukan 5 tahap untuk benar-benar bisa melepaskan perasaan. Iya 5 tahap. Belum pernah dengarkah 5 tahap kehilangan? Mungkin sekali-sekali kau perlu lebih memanfaatkanlah gatgetmu untuk mencari informasi.

Iy, benar. Merelakan tidak usah di fikirkan terlalu mendalam. Pada akhirnya, kau malah akan semakin susah melepaskan perasaan. Perasaan biarlah mengalir seperti air. Biarlah terhempas seperti udara. Biarlah terinjak seperti bumi. Biarlah berkobar seperti api. Biarkan ia melewati tahap demi tahap yang akan di lewatinya. Jangan di paksakan dengan rencanamu sendiri. Bekerja samalah dengan dunia sekitar. Biarlah ia turut membantumu untuk merelakannya. Yang perlu kau lakukan adalah tetap menjalani harimu seperti biasanya. Meski sesekali murung, tidak apa itu wajar. Semua manusia pernah punya beban, dan salah satu melegakan beban adalah dengan sedikit malas-malasan. Tapi bukan berarti malas-malasan itu baik. Malaslah sewajarnya, sesuai porsi yang kira-kira tidak membuatmu tertinggal.

Prihal melupakan. Satu jurus yang harus tetap kau terapkan, selalu percaya pada semesta. Lihat lah cermin, wajahmu yang sedu, wajahmu yang murung itu, nanti pasti akan kembali. Percayalah, semesta punya sesuatu yang lebih baik di depan sana. Kau hanya perlu bersabar dan kuat dengan segala ujian dan cobaan yang di berikanNya. Apa yang dulu hanya bisa kau bayangkan. Nanti akan ada saatnya semua bisa kau lihat hasilnya secara realita.

Kuncinya sudah kau dapatkan, lalu kau akan tetap berdiam atau mencoba membuka gembok takdir itu. Takdir bisa di rubah kapan saja. Kecuali kematian. Semua, asal kau berusaha dan percaya diri. Simpan segala keberhasilan itu dalam hati. Karena hati tidak pernah berbohong, kecuali kau pernah membuka ruangnya dan membiarkan virus menyebar. Jangan mengganggamnya di tangan. Di tangan terlalu biasa, bisa lepas kapan saja. Sekali lagi, simpanlah kunci rahasia itu di hati. Kau akan bisa melewati segala luka dan rasa kecewa dengan lapang dada.


-Cakrawala




Comments

Popular posts from this blog

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran