Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Sebuah Jurnal || Akhir dari sebuah awal

Semua orang yang tengah melakukan perjalanan, pasti pernah jenuh, pasti pernah letih. Yang berjuang sekuat tenaga, yang mengorbankan waktu dan segala usaha. Pasti akan merasa lelah pada waktunya. Tidak mungkin tidak. Karena kita hidup di atas keteraturan semesta, yang tidak bisa diatur oleh fikiran manusia. Ada saatnya, waktu membawamu pada dimensi 'ke tidak nyamananannya'. Ada saatnya, kamu berkata "ah sudah, aku capek". Jangan katakan selamat tinggal. Mungkin terlalu naif dikatakan. Karena sesuatu yang pernah kita tinggali, tidak akan pernah benar-benar bisa kita tinggal pergi. Hidup juga butuh sebuah destinasi yang bernama 'kenangan', agar hidup tidak terlalu fokus memandang kedepan. Improvisasi saja. Nikmati saja. Jalani saja. Melangkah saja. Perlahan saja. Menapaklah pelan-pelan. Genapkan apa yang masih ganjil. Saturasikan jika masih belum mampu seimbang. Selama kurun waktu 60 hari. Atau sekitar 2 bulan kedepan. Aku akan menjauhi sejenak ingar-bingar d

Sebuah jurnal || Hai masa lalu (Puisi 1)

Malam ini, angin bersiul riang. Pohon-pohon menyanyikan suara khasnya. Daun-daun berguguran jatuh berayunan. Ada aku yang terduduk disudut rumah, menatap langit yang cerah. Gemerlap gemintang tersenyum merekah. Kudengarkan suara-suara itu, menikmati malam di sesunyi Rindu. Tatkala, langkahku menelaah menuju kenangan. Menerka rasa yang terlanjur jatuh lalu tenggelam. Halaman per halaman ku buka, kenangan tentang kita mungkin pernah membuatku bahagia. Ada beberapa janji yang sempat kita buat, namun belum sempat kita berbuat. Semua sudah berakhir sebelum mampu kita wujudkan. Semoga kau mengikhlaskan, karena aku juga sudah mengikhlaskan. Maaf menyapamu, aku hanya rindu. Namun, rinduku bukan bermaksud ingin pulang lalu mengulang. Rinduku hanya sebatas pulang dan mengenang. Semua tentangmu, sudah ku coret dengan sebuah garis lurus. Tidak. Aku tidak akan menghapusmu. Biar bagaimanapun kau pernah menjadi bagian dari dalam raga, pernah menjadi tempat tubuh menyerkap lelah. Aku tidak seego i

Sebuah jurnal || Sesuatu yang tumbuh diam-diam

Maret menjadi pertemuan sederhana. Sejak pertama kali tangan kita berjabat. Sejak jari-jari lembutmu menggenggam tanganku. Sejak kau mengucap namamu.  Dan ketika tatapan mata kita untuk pertama kalinya bertemu. Dalam diamnya kita saling membisu. Wajahmu seakan menjadi bomnya, membuatku melebur berkeping-keping. Mata coklatmu membuatku terdiam sepersekian detik. Rambut panjangmu, membuatku hanya mampu semakin terpaku dalam bisu. Setelah perkenalan singkat itu. Lalu sekejap kemudian, kau menghilang. Mungkin ke langit, tempat semestinya bintang berada. Ku fikir pertemuan kita kali itu yang terakhir. Dan setelah hari itu, aku kembali menjalani rutinitas ku seperti biasa, menjadi seorang manusia pada umumnya. Belajar, menulis, berkelana, dan menyambangi tempat-tempat baru. Berkenalan dengan orang-orang baru. Tanpa terasa sudah hampir satu tahun sejak hari itu. Ternyata semesta berkehendak lain. Tiba-tiba sebuah pesan singkat melesat memasuki handphone-ku. Dan entah bagaimana, dari sebuah

Sebuah jurnal || Ketika jenuh menghampiri

'Jenuh' Jangan katakan. Sekali-kali jangan mengucapkan. Atau kau akan kehilangan banyak waktu untuk mewujudkan. Bukan tidak boleh, tapi 'jeda' juga punya tempat. Jangan sekarang. Jangan di saat kamu sedang di hadapkan dengan berbagai kesibukan. Nanti saja, ketika sudah sampai di tempat yang agak senggang. Dimana ada sedikit ruang untuk merebahkan badanmu. Dan menaruh semua ingar-bingar dan sedikit waktu untuk melepaskan letihmu. Sebenarnya, menghadapi berbagai rutinitas akan menyenangkan jika kamu menikmatinya. Jangan memikirkan hal-hal beresiko. Karena otak juga bekerja layaknya komputer. Ketika kau membuka banyak ruang, maka otakpun akan bekerja lamban. Membuat waktu kita terbuang, dan akhirnya apa pun yang kita kerjakan tidak akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Aturlah perasaanmu, jangan kecewakan dirimu. Karena ketika kau memaksakan yang bukan menjadi kehendakmu, maka 'sakit' yang akan kau dapat. Maka 'sia-sialah' apa yang kamu kerjakan. Solu

Sebuah jurnal || Kebahagiaan tak pernah pergi

Salam ... Ada sebuah lagu yang pernah aku dengar. Di salah satu bait liriknya termaktub kalimat berikut di bawah. "Berhentilah meratapi, sesuatu yang tak kan kembali. Kebahagiaan tak pernah pergi, kau mungkin tengok arah yang salah" Kalimat yang berujung mengilhamiku prihal perasaan. Perasaan yang mengandung berbagai persepsi prihal "kebahagiaan". Setelah mencerna satu demi satu, dan meneliti lebih jauh. Aku menemukan jawaban tentang maksud kalimat tersebut di atas ; bahwa sesungguhnya kemerdekaan diriku terletak pada keyakinan yang aku putuskan sendiri. Tidak bergantung pada pendapat orang lain. Maupun paksaan dari orang lain. Orang lain hanya sebagai perantara antara pandangan yang aku ciptakan dan kejujuran nuraniku. Maksudku mengenai apa yang harus aku pilih. Dan sekarang aku memilih; Untuk tetap bahagia, meski sesakit apapun rasa yang tertanam dalam raga. Karena "kebahagiaan itu di ciptakan, bukan di tunggu". Dan semua konspirasi prihal apapun y

Sebuah jurnal || Belajar menerima keadaan

"Maaf, anda belum beruntung". Seringkali beberapa orang takut akan kegagalan. Takut menerima kenyataan yang menyakitkan. Padahal sebuah 'jatuh' adalah hal yang tidak bisa di hindari ketika kita mau maju dan menjadi manusia yang lebih baik. Ini bukan tips. Ini adalah perkataan dari seseorang yang pernah jatuh. berkali-kali pernah patah. Pernah terluka dan kecewa. Bahkan sekarang sedang mencoba bangkit dari rasa sakit. Mencoba menata ulang kembali rangkaian rencana yang menjadi bagian-bagian kecil yang hampir tidak bisa terlihat oleh mata. Ada yang harus perlu di perhatikan ! "Lihat dirimu. Tataplah cermin. Tunjukan senyum terbaikmu pada dirimu yang terletak di bayangan cermin. Tarik nafas lah dalam-dalam. Lalu hembuskan dengan perlahan. Kemudian ikuti perkataanku". "Aku pantas untuk bahagia". Karena yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah bertahan pada perasaan yang sudah tidak lagi nyaman. Belajarlah menerima sesuatu yang datan

Sebuah jurnal || Menikmati perjalanan

Cara paling terbaik untuk mencintai perjalanan adalah dengan menikmatinya . Menikmati setiap fase dan tahap demi tahap, alur-demi-alur. Belajar menerima keadaan, belajar mempelajari perjalanan. Setiap hal yang akan di tuju, pastilah mempunya suka-duka, bangkit-jatuh, jenuh-nikmat. Setiap orang yang sudah menentukan arah dan melangkah, haruslah sudah semestinya menerima setiap masalah. Harus sudah ikhlas dengan segala realitas. Harus sudah ridho dan pasrah. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk hambanya. Berjalan, berarti sedang melaksanakan. Berproses artinya, tengah bersuka-cita menuju tujuan. Nikmati saja. Jika suatu nanti kamu kalah, jangan menyerah. Mencobalah tetap untuk tidak goyah. Mencoba lah untuk tetap berdiri melawan lelah. Cobalah untuk tetap tangguh menahan kalah. Ingat komitmenmu. Kamu sudah menentukan. Kamu sudah melalui proses itu setengah jalan. Mundur... Mundur bukanlah sebuah solusi. Justru itu adalah hal yang paling pantang di lalui. Sekali-kali jangan per

Sebuah jurnal || Menentukan langkah

Ada sebebabnya seseorang masih belum beranjak dari tempat ia berdiri. Mungkin belum mampu menentukan langkah, mungkin masih nyaman dengan tempat yang ia singgah. Seharusnya mereka mengerti, namun kenapa beberapa orang malah sibuk menghakimi. Sibuk mengurusi rencana seseorang yang sedang merajut mimpi. Sibuk ikut memorakporandakan barisan-barisan tujuan. Seharusnya mereka mengerti. Seharusnya mereka jangan protes, jangan memprotes. Dunia tidak berputar di sekitar kalian. Dia tau apa yang harus di lakukan. Dia tau kemana arah yang akan dia langkahkan. Belum tentu apa yang kalian anggap baik, menjadi hal yang baik buatnya. Hal terbaik itu tercipta dari rencana dan eksekusi yang matang. Mungkin itu yang sedang ia lakukan sekarang. Nanti ada saatnya kalian di tanya. Mengenai hal-hal yang belum ia pahami. Meminta saran tentang hal-hal yang tidak ia mengerti. Saat seperti itulah, kalian mengeluarkan ide-ide kalian. Saat itulah kalian membagi pengalaman-pengalaman kalian. Dia pasti bisa men

Sebuah jurnal || Serangkaian pilihan

Hidup . Hidup tercipta dari sebuah keinginan. Hidup berjalan karena hembusan nafas sebuah tujuan. Seiringan dengan itu, beredar pula pusat dari semestanya kehidupan. Dan dia adalah takdir. Takdir adalah representasi dari kekuatan alam semesta. Kekuatan Tuhan pencipta dan pengatur alam raya. Namun, diantara takdir-takdir yang sudah termaktub  dan terakumulasi dalam tinta kehidupan. Terselip sebuah kebebasan untuk menentukan arah dan pilihan yang hendak kamu tujukan. Namun, begitulah. Semua kembali lagi pada niat dan usaha yang kamu perjuangkan. Jika perjuanganmu layak untuk di  kategorikan sebagai 'perjuangan' yang patut di beri apresiasi. Semesta pasti berpihak kepadamu. Tuhan pasti memberimu sesuatu yang sepadan dengan yang telah kamu usahakan. Usaha adalah  senjata terbaik. Doa adalah peluru Terkuat. Tidak menyerah adalah kekuatan tambahan. Dan menepis kegagalan adalah kesempurnaan dari pahit-manisnya perjuangan. Setiap episode dalam kehidupan. Selalu tercecer serangkaian

Sebab Aku Mencintaimu

Bermulai dari sebuah "hei apa kabar?". Kau menjadi seseorang yang kini selalu aku fikirkan. Dan entah kenapa, degub dada semakin berdetak tak karun. Apa lagi kemarin, sejak tatapan awal mata kita bertemu. Rasanya jantungku ingin keluar dari sarangnya. Maaf. Tapi begitulah kenyataannya. Cinta tidak bisa di tebak kapan datangnya. Dan kamu, adalah yang kini sedang mengisi relung dada. Aku percaya, cinta ini titipan. Tuhan menitipkannya padaku agar aku bersyukur dan lebih dekat padanya. Tuhan juga menitipkan cinta ini agar aku menjaganya. Menjaga dengan setulus dan seikhlas hati. Sebab aku mencintaimu, maka izinkanlah aku menjaga dan Menyayangimu. Sebab aku mencintaimu, maka izinkanlah aku untuk berjuang dan berusaha untuk membahagiakanmu. Tunggulah aku, doakanlah aku. Semoga Tuhan tetap menjaga keutuhan cinta ini dengan balutan Iman dan kesucian dariNya. Marilah, kita berdoa bersama untuk meminta keridhoan dan RestuNya. Marilah, kita berdoa bersama, semoga kita kelak di pert

Apa salahnya berkarya? Salahkah? || Part 2 (end)

Apa salahnya berkarya? Salahkah? ......... Baiklah, saya akan melanjutkan artikel yang kita bahas kemaren. Eh, maksud saya, yang saya bahas kemaren. Tidak ada yang salah dalam berkarya. Karena setiap rasa dalam sebuah karya adalah warna dalam perbedaan yang tumbuh di antara manusia. Ya, begitulah kita hidup. Tidak ada manusia yang benar-benar sama di dunia ini. Bahkan untuk si kembar sekalipun. Setiap manusia punya cara tersendiri untuk berkarya. Setiap manusia punya cara tersendiri untuk menuangkan kegelisahan yang tertambat di hatinya. Dan begitulah. Namun, beberapa manusia membuat sebuah karya bukan karena cinta. Namun karena ambisi dan ketenaran. Ia ingin di puji, ia mengharapkan penghargaan. Ohh, sungguh itu tidak benar. Tujuan yang buruk, yang akan membuat seseorang tersuruk. Bisa di simpulkan sekarang. Berkarya itu tidak salah, namun tujuan dari karya itu sendiri yang membuatnya jadi salah. Sekarang, coba carilah tempat tersepi. Merenunglah. Pejamkan matamu, ikuti kata h

Apa salahnya berkarya? Salahkah? || Part 1

Assalamualaikum ... Selamat sore😊😊 Kabar guys??? Samoga baik dan sehat ya,,, amin. Masuk yuk➡ ++++++++ Apa yang salah sih dengan berkarya?? Kadang beberapa orang sewot saja dengan karya kita. Mengomentari seenaknya, mencaci sesukanya. Padahal belum tentu dia mampu membuat yang lebih baik, dari apa yang kita buat sekarang. Irikah?? Jauhi, jauh-jauh sifat yang kekanak- kanakan seperti itu. Sungguh sangat tidak bermanfaat bagi kemajuan regenerasi. Kritikan itu bagus, saran itu bagus. Namun jangan sampai mempengaruhi psikologis sang pembuat karya. Kadang keritikan yang sangat pedas seperti itu bisa membuat seseorang jatuh mental dan akhirnya putus asa. Tidak lagi mampu mengembangkan karyanya. Tidak lagi mampu menuangkan ide-ide kreatifnya. Ayolah, jangan saling menghasut, jangan saling menjatuhkan, jangan saling iri. Apa lagi memendam dengki. Kita itu Indonesia. Satu visi dan misi. Berkaryalah tanpa takut terhimpit keadaan. Jangan takut kalah, karena setiap perjuangan kadang

Sekumpulan Kecewa

Pada umumnya hati memang tempat cinta bersemayam. Tempat cinta tumbuh dan berkembang. Tempat nama-nama terindah di abadikan. Tempat manaruh kebahagiaan. Namun di beberapa kasus, ada seseorang yang menyimpan kecewa di hatinya, memendamnya begitu lama, sampai ia tak sanggup menampungnya. Padahal kecewa sendiri merupakan perasaan alami yang tumbuh akibat di dustai, atau karena di abaikan, atau karena di tinggalkan. Mereka sebenarnya salah. Hati bukanlah tempat manaruh kekecewaan. Hati bukanlah baja. Hati tidak sekuat itu. Hati adalah sesuatu yang lunak dan sangat-sangat sensitif. Ia bisa hancur, atau paling parah melebur berkeping-keping. Namun, di balik sekumpulan kecewa, akan ada kekuatan yang datang jika kau mampu melewatinya. Dirimu akan lebih kuat menghadapi cobaan yang menghujam raga. Dirimu akan lebih tangguh menahan semua rasa kecewa. Karena sebenarnya, hidup itu memang di bangun dari sekumpulan kecewa. Percayalah, memeluk rasa kecewa akan lebih nikmat rasanya, kalau hatimu mer

Di penghujung pelukan

Aku tersesat lagi. Terjebak dalam zona yang tidak menyenangkan. Kenapa zona pertemanan yang selalu saja aku dapatkan?. Pada akhirnya harus terjabak dalam pelukan yang menyakitkan. Ia merengkuhku hingga menjadi berkeping-keping. Rasanya,,, "uhh" tidak jauh berbeda dari patah hati, patah hati sebelumnya. Jangan. Jangan. Aku tidak ingin lagi jauh tersesat. Aku tidak ingin lagi jauh mengikat. Bukankan perasaan akan terus mendalam, jika kita bertahan? Tidak, aku tidak mau. Aku ingin segera mengakhiri ini. Melepaskan pelukan yang menyakitkan ini. Aku akan membuat jarak yang cukup jauh. Aku akan membuatnya tidak lagi merengkuh. Agar perasaan itu tidak bisa menyebrang. Agar sakit ini segera menghilang. Agar aku kembali bisa berdiri dan melangkahkan kaki. Pergi... Di penghujung pelukan ini, aku ingin ada yang bisa mengerti. Mencintaiku dengan setulus hati. Di penghujung pelukan ini, aku ingin ada yang bisa membuatku kembali merasakan indahnya di cintai. Di penghujung pelukan ini,

Penerbit abal-abal

Assalamualaikum ;). Selamat pagi, salam literasi. Selamat datang di blog pribadi saya teman-teman. Maaf ya, berantakan. Mimin gak sempet ngurus blog ini, sibuk(hihihi 😂😂). Bahkan blog ini sempat terbengkalai hampir 1 tahun. Tapi, berkat kesadaran Pribadi, akhirnya pada akhir tahun 2016, saya coba meramaikan blog ini lagi, mengisinya dengan curhatan-curhatan pribadi. Tentang apa saja. Meski masih kurang intens. Aduh, ehh,, kok malah curhat sih. Buruan mulai... Ehm. Eh, Sorry-sorry. Mimin sengaja😂😂.....(😡😡) ................ Nah,,, seperti judul diatas. Kali ini saya akan membagikan sebuah tulisan yang membahas tentang "Penerbit abal-abal". Pernah dengar nama itu?🤔 Yuppss...benar sekali. nama itu di sematkan, untuk suatu penerbit Yang,, emmm...enaknya di sebut apaan yaa? Emmm kita sebut aja mereka "Penerbit asal-asalan" atau "penerbit bermutu rendah" atau "penerbit siluman". Untuk itu, saya akan bagikan tips agar tidak tertipu dengan

Rekonsiliasi

Penulis : Rahmad Arisandi Request : sindi putri melani Langit tampak membiru, tidak ada awan disana. hembusan angin sore menyelinap melewati celah rambut panjang sebahu lelaki itu. Rambut yang entah kapan terakhir kali ia potong. Rambut yang entah kapan terakhir kali ia cuci. Lelaki itu berjalan menyusuri hamparan sawah dan sendiri. memang  Hari ini ia ingin sendiri, menikmati desiran angin bersama sebuah kamera dan permen karet di mulutnya. Begitulah kebiasaannya ketika sedang merasa galau, atau patah hati, atau jenuh, atau penat, atau apapun yang membuat mod lelaki itu buruk. Dan yang kini sedang dirasakan lelaki itu adalah rasa bersalah akibat pertengkaran hebat dengan kekasihnya pagi tadi. Dia ketahuan selingkuh dengan kekasihnya. "Kamu jahat!. Aku kecewa sama kamu", aku...aku.. Hixss,,hixss..." (ia tidak melanjutkan perkataannya). wanita itu hanya bisa menangis sejadi jadinya. "Keluar kamu". sambil mendorong keras tubuh tegap lelaki di hadapannya. "

Jarak dan masa lalu

(Cerita pendek) Request : Fitri Handayani Disuatu malam, dalam salah satu kamar kost, ada seorang gadis melamun disana. gadis itu teringat perkataan sahabatnya. "Sahabat adalah sahabat. Seberapa jauh pun kamu pergi, sejauh apapun jarak memisahkan kita. Kamu tetap menjadi bagian penting dalam hidupku fit". "Kangen yu", gumam gadis itu . Di dalam kamarnya. Ia sekarang sedang menatap sebingkai foto yang ia pegang. Foto itu adalah satu-satunya momen  kebersamaan bersama wahyu sahabatnya. Mereka bersahabat sejak kecil. Menginjak usia sekolah dasar mereka  masuk ke sekolah yang sama. Hingga memasuki sekolah menengah pertama, mereka juga tetap satu sekolah. Namun sayang, ketika sudah lulus  dari jenjang SMP, mereka memiliki tujuan yang berbeda. Dalam suatu pertemuan, fitri berkata : "Yu, maaf. aku gak bisa ikut masuk kesekolah yang kamu mau. aku tidak berbakat". Sekolah yang wahyu pilih adalah sekolah yang di peruntukkan bagi pecinta olah raga. Sedangkan hob

Kini Hatiku bukan lagi rumahmu

Separuh yang tak lagi utuh, kini tinggal kenangan yang merengkuh. Kau pergi secepat desiran angan, kau hilang tanpa titik penjelasan. Tak ada perjuangankah? Atau memang tak lagi mau 'kita' melangkah? Pertanyaan-pertanyaan di benakku belum sempat hilang, namun kau sudah jauh menghilang. Maaf bila akhirnya aku berburuk sangka, mencaci disosial media tanpa peduli kau merasa. Bagaimana aku bisa menahan sabarku, jika kau sampai sejauh ini masih diam membisu. Kau anggap entang sebuah perpisahan, tanpa kau sadar membuat seseorang terlampau kesakitkan. Hanya sebuah kata yang kutunggu, sebuah penjelasan yang mampu meredamkan sedikit piluku. Aku bukan memaksa, aku hanya ingin tau apa sebabnya. Atau mungkin aku membuatmu jenuh dan akhirnya memutuskan hengkang dariku. Dengan paras ayumu, memang banyak yang mencoba memilikimu. Bahkan, hanya beberapa hari setelah kau menghilang, kau sudah bersamanya yang tersayang. Kau memang beruntung, mendapatkan dia yang jauh lebih tampan. Jauh lebih dew

Negeri sejuta mimpi

Di antara kegalauan yang kita rasakan ini. Masih ada berjuta kegalauan yang melanda 'ibu pertiwi'. Kita butuh solusi, bukan ego yang terus saja berbenam dalam diri. Ayo, berubah. Jangan hanya bicara cinta kepada seseorang yang di puja. Buktikan juga kalau kau mencintai negeri ini. Air yang kau pakai sehari-hari, tanah yang kau pijak untuk meraih mimpi. Itu semua milik 'ibu pertiwi'. Coba telisik di daerah perbatasan nun jauh di sana. Rakyat begitu susah menjalani kehidupan sehari-hari. Bahan pokok yang mahal dengan harga komoditi yang relatif rendah. Untuk sesuap nasi saja, mereka harus mengais dengan susah payah. Bagaimana dengan kebutuhan yang lain. Seperti baju, seragam sekolah, ataupun buku untuk anak-anak mereka? Guru yang mau mengajar di daerah perbatasan saja relatif sedikit. Bagaimana? Bagaimana negara ini mau maju, jika kita tidak bersatu? bagaimana negara ini mau maju, jika rakyat terus berseteru? Konflik dimana-mana, Kubu-kubu bermunculan. Sungguh ironi seb

Keraguan itu muncul lagi

Kenapa kadang sesuatu yang sudah kita yakini, tiba-tiba berubah menjadi keraguan yang tak menentu lagi? Apakah karena kurangnya percaya diri atau minder dengan mereka yang sudah terlebih dahulu berada di tempat tertinggi? Kurasa pertanyaan itu selalu muncul dalam benak seseorang yang takut melangkah. Seseorang yang takut kecewa, yang sebenarnya memang sebuah resiko bagi siapa saja yang ingin maju. Ini nih, salah satu penyebab turunnya prestasi generasi baru. Belum coba, sudah ragu. Bagaimana mau menuju. Ini bukan tentang berapa lama kamu menunggu. Tapi tentang seberapa cepat kamu merealisasi. Tidak perlu banyak waktu untuk mempertimbangkan, nanti bisa tertinggal dengan mereka yang di belakang. Gerak cepat, di bumi yang terus berputar ini, tak ada waktu untuk mengulur-ulur waktu. Semua harus tetap berjalan, harus tetap melangkah menuju masa depan. Jeda boleh, tapi sekarang bukan saatnya. Kamu baru saja mulai, harus kuat. Melangkah saja perlahan, tidak usah terburu-buru, yang penting

Jarak yang menjarak

Jarak adalah pelukan yang menyakitkan, rindu yang tak kunjung di sambangi berubah menjadi rasa jenuh yang melukai. Dua orang yang ingin menjalani hubungan jarak jauh, haruslah saling menguatkan, itu adalah salah satu resiko dari sebuah hubungan. Lalu ketika sedang berkonflik, jangan acuh, cinta jarak jauh haruslah tetap berfikir positif, tetap berusaha menahan ego demi keberlanjutan hubungan. Ketika yang lain emosi, jangan ikut emosi. Belajarlah menjadi dewasa dan bersabarlah. Jangan jadikan jarak menjadi kambing hitam. Ketika sudah tidak lagi nyaman menjalani hubungan, ya sudah, akhiri saja dengan sikap yang saling mendewasakan. Jangan hanya karena sudah lama menjalani hubungan, lalu memilih bertahan pada perasaan yang sebenarnya sudah tak lagi mengenakkan. Jarak adalah jarak, ketika kau yakin akan cinta yang kau miliki, jarak tidaklah menjadi masalah dalam cinta yang kau jalani. Jarak tidak akan menjarak, sebanarnya, merekalah yang terlanjur saling mendustakan. Mereka yang tak sang

Mencoba Melepasmu pergi

Ku akui, proses ini akan memakan waktu. Tapi, aku berharap semoga kesibukan ini dapat sedikit membantu. Terutama mengenai mengingatmu. Hening sebentar saja, bayangmu kembali menyapa. Meski ku coba hempas, masih saja ia mampu menerabas. Fase tersulit dari patah hati adalah melepas. mengikhlaskan perasaan yang sudah terlanjur mendalam untuk di lupakan dan di tinggalkan. Aku, dengan sakit yang masih meradang. Luka yang terlanjur terulang, sakit yang terlanjur melebam. Hati sebenarnya masih berkata bertahan, tapi logika sudah tak lagi sanggup bertahan. Berkali-kali aku kembali, berkali-kali itulah aku terus di lukai. Kepercayaan yang ku berikan, malah kau sia-siakan dengan setumpuk kedustaan. Aku capek, lelah, jenuh letih. Semua kini menjadi hambar, janji-janji kita, ah sudah, aku tak mau lagi memikirkannya. Sekarang, aku ingin memfokuskan diri. Menjeburkan diri dengan segudang rutinitas baru. Semoga saja, ini evektif buat melupakanmu. Aku tak mau berlari, bukan karena tak mau sakit hati

Kita yang sudah berbeda

Semoga kelak kita tak akan pernah lagi bertemu. Cukup saat ini, dan tak mau lagi. Karena kau telah patahkanku, jatuhkanku dalam nestapa. Mengingkari janjimu dan memilih pergi. Tapi tak apa, aku sudah relakan semua. Meski terkadang, kenangan tentangmu sering menyiksa, sesekali menusuk dada. Akhirnya aku melepasmu, merelakanmu menjauh. Bersama dia. Aku pernah membaca sebuah kata-kata dalam sebuah buku yang berjudul "Garis Waktu". Begini katanya ; yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan. Dan benar, itu memang benar, itu menyakitkan. Sekarang, kau dan aku sudah bukan 'kita'. Dan ; kita sudah berbeda. Sekarang aku sudah di jalanku, dan kamu di jalanmu. Semoga hidupmu lebih baik, jangan lagi menusuk hati orang lain. Mereka ataupun dia jangan pernah kau lukai. Jika masih belum bisa kau berhenti menyakiti, semoga Tuhan mengujimu. Memberimu 'karma'. Kau percaya karma? Maka bersiap-siaplah. Kita y

Jatuh cinta tak pernah salah

Debaran di dada masih menggema, benih-benih cinta masih trus tumbuh. Sejak hari-hari berlalu, sejak kau tak lagi disisiku. Sungguh, rasa cinta itu kini berubah menyakitkan. bibit duri menusuk dada menjadi duka. Beda. jatuh cinta dengan orang yang sudah tak lagi disini hanya meninggalkan torehan bekas luka yang menyakitkan. sudah sejak setahun lalu kau pergi, tapi masih saja rasa ini abadi. Entah, aku tak pandai dalam melupakan, memori tentangmu masih saja terus ber slide ria di fikiran. Masih terus menusuk -nusuk ragaku. Padahal kini kau telah bersamanya, bersama seseorang yang tlah membuatmu memilih berhenti di jalanku. Jatuh cinta tak pernah salah. Tapi kenapa cinta yang datang kepadaku selalu saja berujung di sia-siakan. Aku menjadi langganan 'patah hati'. Aku di kecewakan. Ketulusan yang ku beri, di balas dengan ketidak tulusan. Padahal aku berharap ada seseorang yang kelak dapat menambatkan hatinya padaku. Dan kuberharap itu kamu. Tapi, kenapa kau memilih cara itu, kau m

J.E.D.A

Aku ingin sejenak berhenti, merebahkan segala kelelahan ini pada sepi. Aku ingin meretakkan dan mematahkan seluruh rasa sedih ini. Ku pasrahkan semua pada semesta, ku relakan ia pergi bersama waktu. Masa lalu selalu tertinggal di belakang, tak akan mungkin mengejar. Ia hanya akan berhenti, tak akan mengusik jika tak di ratapi. 'Kamu' selalu saja, mampu menaklukkan diriku dalam keadaan apapun. Sederhananya kata-katamu mampu membuatku kadang suka mengingatnya. "Nanti pasti ada kesempatan lagi, Senyum ya". Lembutnya suara itu tersimpan dalam inti memoriku. Nasehat-nasehat lamamu atau sekedar candaanmu juga abadi dalam ingatanku. Kelak, akan aku tuangkan kisah-kisah itu di sebuah aksara. Rasanya kalau hanya berlalu, 'sayang', terlalu banyak momen yang harus terbuang. Meski sekarang kau telah pergi, tak apa. Aku sudah ikhlaskan semua rasa ini pada sebuah masa lalu. Aku sudah merelakan jika itu keputusanmu. Kau selalu memilikiku, kapanpun kau butuh, aku siap memba

Tetaplah dalam dekapku

Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya ; "Meski hidup berat kau memiliku". Jangan pernah beranjak, jangan pernah melangkah pergi. Aku akan selalu jadi tamengmu, melindungmu dalam pelukku. Bersedihlah padaku ketika kau sedih, mendekatlah dalam dekapku ketika lelah menyapamu. Kau kan temukan kenyamanan yang tidak akan kau temukan pada masa lalumu. Tetap jadilah bagian terbaik dari dalam diri, tetaplah jadi bagian termanis dari rasa dalam hati. Meski nanti akan ada jarak yang memisahkan ragaku pada dirimu. Tenang saja, hatiku tertinggal di sebelahmu. Jangan kau hawatirkan "kita". Karena "kita" cuma akan ada "kau dan aku" di dalamnya.  Jangan pernah berfikir bahwa aku tak akan kembali. Karena kau adalah tempat pulang, tempat dimana rasa bahagia ini ku tuang. "Selamat tidur" kataku. Setiap hari ku ucap sebelum beranjak tidur. Kau dengar, karena aku mengucapnya via pesan suara itu. Rindu yang menyapa sepiku, dan mungkin juga sepimu, semo

Meski hidup berat, kau memilikiku

Sebagian orang memilih menyerah dari pada berusaha. Padahal sebenarnya tinggal sedikit lagi ia bisa melewati halang rintangnya. Frustasi, atau depresi. Sering kali kalanya orang bosan dengan hidupnya, lalu mengakhiri dengan sia-sia. Percuma, sungguh percuma. Tak ada manfaatnya hidup seperti itu. Tak akan ada yang bisa di sesali. Semua sudah terlanjur, semua sudah terkubur bersama dirinya yang hancur. Kamu jangan seperti mereka-mereka. Kamu ya kamu, tak perlulah menyamai hidup mereka yang ekstrim. Cukup jalani saja hidupmu dengan sederhana. Santai. Memikirkan semua rencana dengan sewajarnya, jangan sampai melewati batas yang di tentukan semesta. Hidup memang haruslah penuh tantangan, tapi tak perlulah menentang kehendak Tuhan. Meski hidup berat, kau memilikiku. Aku bisa jadi apa saja untukmu, Kecuali menjadi yang di luar logika. Tapi tenang saja, aku tetap bisa jadi penyanggamu ketika lelah. Aku bisa jadi tali untuk menarikmu, atau menjadi tangan untuk mendorongmu. Berartinya seseoran

Menikmati sebuah "proses"

Aku pernah jatuh, tapi aku kuat lalu berdiri lagi. Aku jatuh lagi, tapi aku masih kuat dan berdiri sekali lagi. Lalu aku jatuh lagi, kali ini hampir saja aku tak kuat, tapi masih bertahan, kemudian berdiri untuk ketiga kali. Yang aku pelajari dari setiap kegagalan adalah "proses". Proses bagiku adalah kekuatan untuk belajar. Belajar memahami sebuah perjalanan, belajar merenungi sebuah ketidak berpihakan padaku, belajar bagaimana mengikhlaskan semua kepahitan akan sebuah "kegagalan". Hal paling baik untuk menghargai sebuah kegagalan adalah menikmati prosesnya. Melewati tahap demi tahap dengan ikhlas, menenggelamkan semua rasa pahit dengan melewati prosesnya. Tanpa proses, tak akan ada sebuah wujud. "Semua akan indah pada waktunya". Pepatah lama, benar sekali. Berlaku untuk setiap orang yang menjalani sebuah proses. Nikmati saja dulu prosesnya Nikmati saja dulu prosesnya, 'Katanya'. Ada kalanya sebuah "kalah" itu tidak berefek apa-apa

Masa depanku adalah "Aku"

Aku pernah bimbang, aku pernah gelisah, aku pernah hampir tenggelam lagi dalam ruang antah berantah. Aku di hadapkan dengan berbagai pilihan, aku di campur adukkan oleh orang-orang yang hanya menganggap pilihannya yang terbaik. Aku tau, saran itu perlu, tapi yang menentukan dan yang melewati semua masa depan itu adalah aku. Mereka boleh. Iyaa boleh memberi pendapat, boleh memberi saran. Tapi jangan sampai menenggelamkan keputusanku, jangan memaksaku menuruti pilihan mereka. Aku punya jalanku sendiri, aku punya arah yang akan ku tuju. Kecuali kalau memang ku kehilangan arah, boleh lah mereka sedikit memaksaku menuruti kehendak mereka. masa depanku adalah "aku". Jangan coba mengusik, jangan coba merenggangkan peganganku pada tujuanku. Percuma, kau tak akan bisa, kau tak akan bisa membuatnya lepas. Karena Aku percaya, "komitmen kuat akan menjadi sesuatu yang WOW, yang akan membuatku mencapai tujuanku". Masa depanku adalah "aku". Aku ingin coba berdiri se

Caraku, bukan Caramu

Ini bukan tentang hal yang menyulitkan sebenarnya. Tapi, kata-katamu itu sering kali membuatku menjadi tidak nyaman. Menjadikanku bingung, bahkan menjadikanku jadi tidak enak melakulannya lagi. Ayolah, buang rasa sok mengaturmu itu, apa semua-semua harus sesuai dengan apa yang kamu lakukan, aku capek menuruti printahmu yang entah kadang tak bisa kupahami. Cobalah, kalau kamu menjadi aku, kamu ku atur-atur ! Apa kamu mau? Kurasa tidak. Jadi, cobalah, biarkan aku melakukannya dengan pemikiranku sendiri. Biarkanlah aku belajar memahami apa-apa yang aku belum tau dengan caraku sendiri. Toh itu tidak membahayakan? Aku tekankan sekali lagi, sehari saja, jangan mengaturku, jangan menyuruh aku dengan kemauanmu. Biarkanlah aku berusaha sendiri, belajar sendiri. Ini hidupku. Jadi itu hakku mau melakukan apapun yang menjadi kehendakku. Toh selama itu masih baik, tidak akan menjadikan masalah. "Beberapa orang memang suka mengatur, tapi kebanyakan dari mereka malah susah diatur" -Rah

sendiri menjadikanku "sepi"

sendiri, menjadikanku "sepi". sepi-sepi merajalela merasuki fikiranku. senjapun tak lagi membuatku senyum. bahkan, langit malam yang di penuhi bintang-bintang, tak lagi membuatku merasakan damai. kini, tinggal sendiri. hatiku di campakkan habis olehmu. yang tersisa, hanya duka dan air mata. merangrang tubuhku dengan ganasnya, menjadikanku bagian dari pohon-pohon layu. sepi-sepi yang menyapu bahagia, meradang, membengkakkan isi cintaku. membuatnya hancur berkeping-keping. membuatnya tidak lagi bisa terbang. sendiri, menjadikanku "sepi". seperti biasa, selalu saja aku menyembunyikan genangan luka dalam sebaris senyum melengkung yang ku tampakkan. bisa saja, bisa saja, aku tidak kuat menahan tangis. karena rasa ini benar-benar sakit. "orang-orang yang terlalu berlebihan mengumbar tawa. kebanyakan 'tipe orang, yang sering menyembunyikan luka". -Rahmad Arisandi 14/07/2017

Pertemuan Singkat

Seperti biasa, setiap sore menjelang Inara selalu menyiram tanaman di kebun bunga yang terletak di halaman depan rumahnya. tatkala, ia selalu saja tak lupa memegangi dengan lembut bunga-bunga yang sudah mulai merangkak layu. "hmm" inara bergumam, merasakan harumnya bunga-bunga di kebun itu. sinar senja sore dari balik-balik pohon di luar sana menambah ketenangan hati, angin pun tak lupa sesekali berhembus lambat namun terasa nikmat untuk tak lupa selalu saja membuat Rara ( Nama panggilan Inara) terenyuh merasakannya. Di tempat lain,  seorang pemuda berumur 23 Tahun sedang terburu-buru menembus waktu. Ia mengayuh sepedanya dengan kencang, melewati gang-gang kecil di komplek perumahan elit di daerah kota jambi. Namanya Gibran, seorang mahasiswa jurusan pertanian di salah satu universitas negeri di jambi. Ia harus secepatnya sampai ketempat kerja kalau tidak ingin di pecat. setidaknya sudah 2 kali teguran yang gibran terima dari perusahaan, padahal belum ada satu bulan gibran

Ahh, beri judul sendiri

Cek-cek-cek... Assalamualaikum. Selamat pagi, dari desa tercintaku. Guruh baru namanya. Aku sekarang lagi pengen ngisi waktu kosongku dengan ngelakuin hal-hal yang berguna. Walaupun mungkin gak terlalu bermanfaat untuk orang lain, namun seenggaknya bermanfaat untuk aku sendiri. So, stay with me :) Hari-hari banyak aku habiskan dengan membaca, atau kadang menulis dengan seadanya, juga terkadang buat puisi yang entah apa judulnya. meski suka gak jelas, namun sangat bisa membuat aku puas. Kehidupan ! Kadang memang banyak dukanya dari pada sukanya, Kadang lebih banyak gak nyamannya dari pada nyamannya, kadang banyak makan hati dari pada makan jantung. Eh aduh, sama sakitnya yakan?? But, Dari semua fase itu, aku juga bisa mengambil cukup banyak pelajaran, Kalau kenyamanan bukanlah prioritas yang harus di cari. Yang harus di ciptakan adalah mencintai. Mencintai duka yang terasa, mencintai ketidak nyamanan yang melanda, dan memeluk luka yang tertera di dada. Akan lebih baik gitu kan?

trik fotografi ala gue

Assalamualaikum.. Hai, hai, selamat sore gengs. Pada puasa kagak nih kalian?? Yo, maaf ya guys baru update tentang ini. Sebenarnya sejak beberapa minggu belakangan aku agak sulit buat nulis, ada sedikit masalah dalam diri ane. So enjoy ajalah, gue memang sengaja nulis ini agak carut marut. Baca aje ye :). So enjoy, so happy. So, becouse I'm happy. Next read...... Gue sebanarnya baru dalam dunia fotografi ini, tapi sedikit banyak gue belajar bahwa foto yang terbaik berasal dari suasana hati yang baik. Ye, kalo hati Lo pada kagak mod buat motret-motret pasti juga hasilnya abrakadus. Tapi inget loh ye, sebenarnya foto itu tidak ada yang tidak bagus, semua foto itu baik, tergantung cara kite mandangnye. But, kecuali kalo hasil fotonye burem atau kagak jelas. Tapi ade jugak loh foto burem tapi ade nilai seninye. Cobak deh, cari tu di GOOGLE gambar burem yang bagus, pasti ade yang WOW keren. Gue disini cuma ngasih trik sederhana dan tanpa menggunakan trik-trik kusus. Semua orang dap

Hidup dan impian

Assalamualaikum. Malem gays, apa kabs? Semoga selalu dalam lindunganNya ya. Langsung read lah :). Sesungguhnya hidup akan sia-sia tanpa adanya tujuan, hidup pula akan hampa tanpa impian. Banyak ilustrasi untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Menurut ku hal itu wajar-wajar saja, mengingat setiap manusia itu punya karakternya masing-masing, dan masing-masing manusia pun punya cara tersendiri untuk mengambil pelajaran yang ia alami dari masa lalu. Contoh saja, ada yang menggambarkan kehidupan layaknya seperti sungai yang mengalir. Mungkin gambaran itu benar, tapi tak selamanya menjadi sebuah patokan. Hidup itu memang akan terus mengalir seperti sungai, sama dengan waktu yang akan terus berjalan dan berlalu. Tapi, sungai itu mengalir kebawah, tidak sama seperti manusia yang harus selalu naik ke atas. Maksudnya, dari perjalanan hidupnya setiap hari, setiap manusia harus terus belajar menjadi lebih baik, dan baik lagi. Kehidupan di dunia ini tidak sama seperti cerita-cerita di "No

3 unsur fotografi (threengle)

Sebelum kita mempelajari teknik-teknik fotografi, sebaiknya kita mengetahui apa unsur pembentuk dari fotografi tersebut. Dalam postingan aku sebelumnya, kita sudah mengetahui bahwa "Fotografi adalah seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada objek/permukaan yang dipekakan". Nah, dari sini kita bisa menggaris bawahi, bahwa unsur fotografi ini sebenarnya tidak banyak. Menurut pendapat aku. Dari yang aku pelajari dari artikel-artikel yang ada di Internet. Ada 3 unsur pokok pembentuk fotografi ini. 1. Pencahayaan (lighting)    Ini adalah hal utama penentu hasil foto bagus atau tidaknya. Karena tanpa adanya cahaya. Pasti hasil foto itu gelap. Kenapa? Ini sudah termuat dalam prinsip kerja kamera. Prinsip kerja kamera adalah menangkap cahaya. Cahaya masuk ke kamera lewat lensa (Subjek dapat dilihat terlebih dahulu melalui view finder), difokuskan agar diterima oleh sensor cahaya yang memilah-milah cahaya berdasarkan komponennya. Informasi mengenai konsentrasi komponen cahaya in

photography is my life

Assalamualaikum Hai guys... Kali ini, aku mau berbagi sedikit mengenai hobiku. To the point ajalh. Enjoy.... fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau fotodari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Alasan kuat kenapa aku menyukai dunia fotografi adalah karena aku suka banget dan pengen tau caranya buat foto yang bagus itu bagai mana. Kadangkala, sang fotografer ini perlu perjuangan yang gak biasa untuk bisa menghasilkan foto-foto yang indah. Selain itu, penguasaan softwere untuk editing foto juga perlu di pelajari. Selain hasil foto yang bagus, agar terlihat lebih menarik. Diperlukan tambahan fitur efek pada gambar tersebut. Aku suka dunia fotografi ini, sejak aku kenal seseorang yang juga menyukai dunia ini. Dia senior aku di salah satu organisasi disekolah. Hasil jepretannya sungguh

Jeda cinta, fokus cita-cita

Ini adalah sebuah kisah perjalananku. Perjalanan meraih cita-cita. Perjalanan itu sendiri baru dimulai dari sini. Dari titik dimana tulisan ini dimuat. Aku akan menggunakan karakter asliku di cerita ini. Supaya cerita ini terlihat benar-benar nyata dan berharap menjadi bagian kenangan yang akan membuat senang. Kalaupun ini hanya akan menjadi arsip belaka. Setidaknya, ada kenangan yang bisa di kenang. Aku. Rahmad arisandi. Seorang pengangguran yang baru saja lulus dari “putih abu-abu”. Belum ada rencana mau kuliah sih tahun ini. Kalau kerja?? Mungkin adalah niat. Untuk sementara, mengisi selang waktu, selagi belum ada kesibukan yang berkepanjangan. Aku memutuskan untuk menulis kisah ini. Aku akui, bercerita lewat kata-kata itu ternyata lebih sulit dari apa yang aku bayangkan sebelumya. Seorang penulis handal sekalipun, iya pasti membutuhkan ketenangan dan kenyamanan berfikir untuk membuat sebuah cerita yang menarik. Semua manusia mengalami yang namanya kesalahan. Otak manusi

Cinta Cita-cita

Assalamualaikum.. Cinta.... Ada banyak defenisi tentang cinta didunia ini. Tak terkecuali cinta cita-cita. Apakah itu? Yups.. Cinta cita-cita merupakan salah satu bentuk cinta, yang didikasikan untuk sesuatu yang kita impikan dan inginkan. Aku kini telah lepas dari masa “putih abu-abu”. Masa keemasan bagi siapa saja yang pernah mengalaminya. Dimana semua kenangan terindah ada disitu. Dari mulai tentang kisah Cinta, Pelajaran, Nasihat-nasihat guru, Juga terkadang kisah tentang kenakalan-kenakalan kita sewaktu duduk di jenjang tersebut. Masa puncak pubertas, masa mencari jati diri, masa dimana penasaran menjadi factor utama pengalaman berharga itu.  Bagi yang memiliki masa lalu suram mengenai masa “putih abu-abu” itu. Yaudah ikhlaskan saja. Jangan biarkan kenangan buruk itu menghantui setiap jengkal kehidupanmu sekarang dan dimasa depan. Peluklah kenangan itu, jadikan pelajaran berharga. Kehidupan akan terus berlanjut. Jadi lanjutkaanlah sesuai dengan apa yang telah k